Bupati Samaun Siap Dorong Hilirisasi Pala, Jawab Tantangan Swasembada Pangan Nasional

Jakarta, Kabarsulsel-Indonesia.com | Menteri Pertanian Dr. Ir. H. Andi Amran Sulaiman, M.P., menyampaikan arahan tegas dalam Rapat Koordinasi Percepatan Pelaksanaan Program Hilirisasi Komoditas Prioritas Perkebunan di Auditorium F, Kantor Pusat Kementerian Pertanian RI, Senin, 22 September 2025.

Rapat yang dihadiri sejumlah kepala daerah, termasuk Bupati Fakfak Samaun Dahlan, S.Sos., M.AP., itu menjadi momentum penting bagi arah baru pembangunan pertanian Indonesia.

Dalam pidatonya, Amran mengungkapkan bahwa capaian pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menargetkan swasembada pangan jauh lebih cepat dari rencana semula.

“Awalnya target empat tahun, kemudian menjadi tiga tahun. Namun, setelah Presiden kembali dari kunjungan Amerika, beliau memerintahkan agar swasembada pangan tercapai hanya dalam satu tahun,” ujar Amran, yang disambut tepuk tangan para peserta.

Ia menegaskan, keberhasilan pertanian tak bisa dilepaskan dari langkah berani Presiden dalam memutus rantai regulasi yang selama ini menyulitkan petani, khususnya dalam distribusi pupuk.

“Arahan presiden jelas: tidak boleh ada impor ketika petani kita sedang menanam. Misalnya, untuk komoditas tapioka,” katanya.

Amran menyinggung sejarah panjang pertanian Indonesia. Di masa kolonial Belanda, produksi gula pernah mencapai 14 juta ton. Namun, setelah merdeka, angka itu justru anjlok menjadi hanya 4 juta ton.

“Kita ingin mengembalikan kejayaan Indonesia, bukan hanya sebagai lumbung pangan, tapi juga lumbung rempah dunia,” tegasnya.

Capaian saat ini pun menunjukkan tren positif. Stok beras nasional tercatat sebagai yang tertinggi dalam 57 tahun terakhir. Bahkan, untuk pertama kalinya, Indonesia diminta mengirimkan bantuan pangan ke luar negeri.

“Sejarah mencatat, Presiden memerintahkan kita mengirim 10 ribu ton beras untuk Palestina. Itu bukti Indonesia kembali diperhitungkan,” tutur Amran.

Menteri Pertanian juga mengingatkan soal komitmen daerah dalam menyukseskan target nasional.

“Jika kabupaten tidak serius memenuhi target, maka anggarannya akan dipindahkan ke daerah yang lebih berkomitmen,” ujarnya.

Bupati Fakfak Samaun Dahlan, yang hadir langsung dalam rapat tersebut, menyatakan kesiapan daerahnya untuk mendukung program hilirisasi komoditas perkebunan, termasuk pala yang menjadi komoditas unggulan Fakfak.

“Kami melihat ini sebagai peluang besar untuk mengangkat harkat petani sekaligus menjadikan Fakfak sebagai motor pertumbuhan sektor pertanian di Papua Barat,” katanya usai acara.

Dengan arah baru ini, pemerintah pusat bersama daerah bertekad membangun pondasi kokoh bagi swasembada pangan dan hilirisasi komoditas strategis. Sebuah ikhtiar besar untuk mengembalikan marwah Indonesia sebagai kekuatan pangan dunia.

Komentar