Hak Karyawan di Kebiri Ratusan Massa FSBI Demo Ke PT SMP.

Ketapang, Kabarsulsel-Indonesia.com; FSBSI tidak main-main dalam mengawal hak-hak para buruh yang kerap menjadi korban perusahaan. Senin, (02/10/2023) Federasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia kembali membuktikan komitmen dan konsistensi mereka dengan berunjuk rasa guna mengawal dan memperjuangkan hak-hak kaum buruh yang diabaikan oleh perusahaan

FSBSI PK batu daya melakukan demontrasi terhadap PT. Swadaya Mukti Prakarsa (PT. SMP) Di depan pagar pabrik kelapa sawit PKS di wilayah desa sempurna Kecamatan Sungai laur Kabupaten ketapang Kalbar

Massa pendemo yang melakukan aksi unjuk rasa ini sebanyak kurang lebih 500 orang, sesuai dengan surat yang telah disampaikan oleh FSBSI Nomor.13/PK FSBSI PT.SMP/KTP/XI/2023, tertanggal 16 September 2023, yang ditujukan kepada pimpinan PT.SMP perihal pemberitahuan aksi demo dan mogok kerja.

Tuntutan Massa pendemo ini diantaranya Tripartit, hak normatif dan lainnya, yang sampai saat ini belum mendapatkan penyelesaian dari pihak PT. SMP, padahal sudah beberapa kali telah dilangsungkan pertemuan guna membahas hal tersebut namun sampai saat ini belum ada kejelasannya, hal ini diungkapkan oleh pronsius pusaran selaku penasehat FSBSI saat ditemui media ini di tengah kerumunan massa pendemo.

Pusaran juga menambahkan jika manajemen PT SMP memberlakukan para pemanen tandan buah segar TBS, sekaligus di jadikan sebagai karyawan perawatan, pasalnya pelepah yang jatuh ketika memanen TBS wajib di potong tiga kemudian di susun, namun seyogyanya hal ini tidak pernah di lakukan pada perusahaan lain terang pusaran.

“Kami karyawan PT SMP menolak aturan baru yang diberlakukan oleh pihak manajemen PT SMP sekarang, pada semua karyawan. Tegas Pusaran.

Diantara tuntutan yang dilayangkan terhadap PT. SMP, beberapa aturan lainnya yang juga turut mendapat sorotan dalam aksi unjuk rasa ini diantaranya

  • Asoka atau scan wajah yang terkesan banyak yang tidak benar di lapangan yang di lakukan oleh pihak manajemen PT SMP.
  • Menolak aturan baru tentang karyawan panen,yang di terapkan oleh pihak manajemen PT SMP
  • Kami ingin aturan baru di cabut dan di kembalikan pada aturan yang lama yang telah di berlakukan selama ini terang pusaran

Ditambahkan ketua FSBSI PK batu daya Antonius ipi dalam orasinya, mengutuk pihak manajemen PT SMP yang bertindak semena-mena dengan karyawan nya sendiri, seperti pemotongan hak-hak karyawan, premi dan bahkan gaji pokok karyawan yang kerap mendapat potongan tanpa kejelasan. jelas Antonius ipi

“Kami karyawan di PT SMP selama ini terima gaji tidak seperti sekarang ini, namun sekarang kami sudah sering terima gaji hanya satu juta lebih pada hal kami kerja sudah maximal. Ini salah satu contoh bahwa manajemen PT SMP sekarang terkesan asal-asalan membalas jasa para karyawan nya. Terang Antonius Ipi

Lanjutnya pula jika dirinya berharap kepada pihak manajemen PT SMP pusat untuk segera mengembalikan hak-hak karyawan seperti sedia kala supaya terjalin ikatan mitra kerja yang baik antara para buruh dan perusahaan. tutup Antonius ipi

Di tempat yang sama, Ahmad Ghozali selaku sekretaris FSBSI PK batu daya dalam orasinya mengatakan bahwa hak normatif karyawan telah di atur dalam undang-undang, oleh karenanya dia berharap agar Perusahaan dapat kembalikan hak kami karyawan PT SMP seperti biasanya, karena kami buruh bukan budak perusahaan jadi tolong para pemegang kebijakan perhatikan nasib kami sebagai buruh karyawan perusahaan ini, saat ini kami rasakan sebagai karyawan PT SMP, manajemen yang baru membuat aturan yang tidak sesuai dengan hak normatif karyawan. Pungkas ghozali.

Aksi demo pengurus FSBSI beserta anggota belum menemukan titik terang, pasalnya pihak manajemen tidak satupun yang keluar menemui massa pendemo di depan gerbang PKS PT. SMP. Namun sebelum bubar masa sempat memasang dan mengikatkan tali seling di pagar pintu PKS PT SMP sebagai bukti penutupan dan penghentian aktivitas semua kegiatan kebun.

Akirnya massa pendemo membubarkan diri sekitar pukul 11.45 wib setelah berorasi lebih kurang dua jam. Usai massa pendemo membubarkan diri, Tim media langsung menyambangi humas PT SMP, namun pihak humas belum bersedia ditemui. Namum pihak media berupaya menghubungi pihak Humas PT. SMP via WhatsApp guna mendapat keterangan mengenai aksi demo yang dilakukan ini, namun humas PT SMP hanya menjawab “sabar ya bang belum bisa mikir apa-apa”. Balasnya via chat.

Pihak Perusahan pun diharapkan dapat membuka diri kepada awak media serta megninformasikannya secara terang-benderang sehingga polemic ini dapat segera tuntas.

Komentar