Pesparani, Persembahan Maluku untuk Nusantara: Uskup Amboina Ingatkan Makna Iman di Balik Lantunan Paduan Suara

Langgur, Kabarsulsel-Indonesia.com | Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) bukan sekadar ajang adu vokal dan harmoni musik liturgi. Di tangan Uskup Amboina, Mgr. Seno Ngutra, perhelatan ini menjadi panggung pembinaan karakter dan pengokohan iman umat Katolik.

Dalam sambutannya di Aula Kantor Bupati Maluku Tenggara, Sabtu (9/8/2025), Uskup Seno disambut hangat jajaran pemerintah daerah, DPRD, tokoh agama, serta pengurus Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik Daerah (LP3KD).

Di hadapan mereka, ia menyingkap kembali kisah kelahiran Pesparani—yang ia sebut sebagai “anak bungsu” dalam keluarga besar pesta keagamaan di Indonesia.

Sebelum Pesparani lahir dari rahim Keuskupan Amboina, umat Muslim telah memiliki Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ), dan umat Kristen Protestan sudah lama menggelar Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi).

“Pesparani adalah kebanggaan kita. Slogan ‘Dari Maluku untuk Indonesia’ bukan sekadar kata-kata, melainkan bukti kontribusi nyata daerah ini bagi kehidupan berbangsa,” ujar Uskup Seno.

Dua Gelar, Satu Misi

Sejak pertama kali digelar, Pesparani Nasional baru tercatat tiga kali: di Ambon, Kupang, dan Jakarta. Dari tiga arena itu, Maluku berhasil menyabet juara dua kali.

“Tinggal satu kemenangan lagi, piala akan tetap berada di Maluku,” katanya, separuh berkelakar, separuh menyalakan optimisme.

Uskup Seno tak lupa menaruh hormat kepada Bupati Maluku Tenggara, Muhammad Thaher Hanubun, dan anggota DPR RI, Widya Murad Ismail, yang dinilainya berperan besar mengantar Maluku meraih kemenangan di Pesparani Kupang.

Lebih dari Sekadar Panggung Juara

Namun bagi Uskup, inti Pesparani bukan hanya soal medali dan piala. “Ketika umat mampu bernyanyi dengan baik dan sekaligus hidup sebagai pribadi yang baik, itulah tanda keberhasilan sejati,” katanya, menegaskan bahwa suara merdu harus seiring dengan perilaku mulia.

Apresiasi pun ia sampaikan kepada LP3KD Malra dan semua pihak yang setia memberi dukungan. Doanya sederhana: semoga lembaga ini tumbuh semakin kokoh.

Membangun Langgur, Membangun Harapan

Menutup sambutannya, Uskup Seno mengajak semua pihak mengangkat pamor Langgur sebagai ibu kota Kabupaten Maluku Tenggara.

“Mari kita perkuat pembangunan pusat pemerintahan ini demi kemajuan dan kesejahteraan rakyat,” pungkasnya.

Komentar