Rimbun Sawit dan Disbun Fakfak Perkuat Koperasi Sawit Plasma, Dorong Kemandirian Petani di Tomage dan Bomberay

Fakfak, Kabarsulsel-Indonesia.com | 12 Februari 2025 – PT. Rimbun Sawit Papua (RSP) bersama Dinas Perkebunan (Disbun) Fakfak semakin menguatkan kemitraan dengan koperasi sawit plasma dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani dan keberlanjutan industri kelapa sawit di wilayah Tomage dan Bomberay.

Langkah strategis ini diwujudkan melalui sosialisasi dan pemantapan rencana usaha perkebunan sawit plasma, yang digelar di lokasi Perkebunan Sawit Tomage pada Rabu (12/2).

Plt. Kepala Dinas Perkebunan Fakfak, Widhi Asmoro Jati, ST, MT, dalam sambutannya mengungkapkan bahwa PT. RSP memiliki total lahan perkebunan sawit seluas 17.596,62 hektare, dengan 2.890 hektare (20%) telah dialokasikan sebagai kebun sawit plasma.

Dua koperasi yang telah dibentuk sebagai mitra petani plasma, yakni Koperasi Cahaya Donar Tomage dengan lahan produksi 1.846 hektare dan Koperasi Moor Over Jaya Bomberay yang mengelola 1.045 hektare, menjadi bagian penting dalam pengelolaan sawit plasma secara mandiri dan profesional.

Membangun Kemitraan yang Berkelanjutan

Kemitraan antara perusahaan dan petani plasma menjadi kunci utama dalam membangun industri kelapa sawit yang berkelanjutan. Dengan adanya koperasi, petani memiliki wadah resmi untuk mengelola kebun plasma secara transparan, mendapatkan akses pasar yang lebih luas, serta memperoleh pelatihan manajemen perkebunan yang lebih baik.

Dalam sosialisasi ini, Disbun Fakfak menegaskan pentingnya peningkatan kapasitas pengurus koperasi agar mampu memahami struktur organisasi, tata kelola yang baik, serta mengakses berbagai sumber daya yang mendukung pengelolaan perkebunan secara mandiri.

Ketua Koperasi Cahaya Donar, Beni Ranafesi, menyampaikan harapan agar koperasi mendapatkan pelatihan lebih intensif guna meningkatkan keterampilan dalam manajemen usaha dan pengelolaan keuangan.

Menanggapi permintaan tersebut, Disbun Fakfak langsung merespons dengan memasukkan pelatihan koperasi sawit plasma sebagai agenda prioritas tahun 2025. Pelatihan ini akan difasilitasi oleh Disbun Fakfak, bekerja sama dengan PT. RSP serta instansi terkait yang berfokus pada pengembangan koperasi dan agribisnis sawit.

Peluang Besar bagi Petani Plasma

Pelatihan yang akan diberikan mencakup teknik budidaya yang efisien, manajemen koperasi yang profesional, akses pasar, serta strategi menekan biaya produksi. Dengan demikian, petani plasma dapat meningkatkan hasil produksi sekaligus memperkuat posisi tawar mereka di industri kelapa sawit.

Selain itu, upaya ini juga bertujuan untuk meminimalkan potensi konflik antara petani plasma dan perusahaan, dengan menciptakan pemahaman yang lebih baik mengenai hak dan kewajiban masing-masing pihak.

Transparansi dalam kemitraan ini diharapkan mampu mendorong hubungan harmonis antara perusahaan dan petani plasma, sehingga industri kelapa sawit di Fakfak dapat berkembang secara berkelanjutan.

“Kami ingin koperasi sawit plasma ini menjadi lebih mandiri, profesional, dan sejahtera. Dengan pelatihan yang tepat, petani plasma tidak hanya bergantung pada perusahaan, tetapi juga mampu mengembangkan usaha perkebunan secara berkelanjutan,” ujar Widhi Asmoro Jati.

Langkah strategis ini diharapkan dapat memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat Distrik Tomage dan Bomberay, sekaligus memperkuat posisi Fakfak sebagai salah satu daerah penghasil sawit yang produktif dan kompetitif di Papua Barat.

Komentar