Fakfak, Kabarsulsel-Indonesia.com | Sebuah momentum bersejarah terukir di Gedung Winder Tuare, Kabupaten Fakfak, Sabtu (11/1/2025). Seminar Nasional bertajuk “Penetapan Masuknya Agama Islam di Tanah Papua” berhasil mengungkap jejak awal perjalanan Islam di Papua yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah Islam Nusantara.
Seminar yang digagas oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Papua Barat ini menjadi titik penting dalam upaya menguatkan narasi sejarah dan identitas umat Islam di Papua.
Berdasarkan penelitian yang telah dipublikasikan dalam buku Studi Sejarah Masuknya Islam di Fakfak (2006), kehadiran mubalig Abdul Ghafar dari Aceh di Fatagar Lama pada 8 Agustus 1360 menjadi awal mula Islam diterima oleh masyarakat asli Papua.
Ketua MUI Papua Barat, H. Ahmad Nausrau, S.Pd.I., M.M., dalam sambutannya menegaskan bahwa pengakuan resmi ini bukan sekadar kajian akademik, melainkan langkah strategis yang berdampak luas.
“Penetapan ini memiliki nilai sejarah yang sangat penting. Islam di Papua bukan hanya agama, tetapi telah menjadi bagian dari identitas dan budaya lokal yang harmonis,” ujar Ahmad Nausrau.
Keislaman Papua: Pilar Toleransi dan Perdamaian
Sejarah mencatat, Islam di Papua diterima dengan damai dan menjadi bagian dari tatanan adat setempat. Petuanan di Fakfak, misalnya, mengintegrasikan nilai-nilai Islam dalam kehidupan masyarakat lokal, menciptakan harmoni yang terus terjaga hingga kini.
Keberadaan Islam yang lebih dari enam abad di Papua turut melahirkan generasi yang menjunjung tinggi nilai toleransi dan perdamaian.
Hal ini sejalan dengan semangat Rahmatan Lil Aalamiin yang menjadi fondasi kuat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Rekomendasi Strategis untuk Masa Depan
Seminar ini menghasilkan beberapa rekomendasi strategis, baik untuk umat Islam maupun pemerintah. Di antaranya:
- Pendidikan Sejarah Islam
Memasukkan sejarah Islam di Papua ke dalam kurikulum lembaga pendidikan Islam. - Penguatan Infrastruktur Sejarah
Membangun museum, prasasti, atau pusat informasi tentang sejarah Islam di Fakfak dan lokasi-lokasi strategis lainnya. - Pariwisata Religius
Mengembangkan destinasi wisata berbasis sejarah Islam, seperti ziarah ke situs-situs bersejarah, untuk mengangkat potensi lokal sekaligus memperkuat ekonomi masyarakat. - Kolaborasi Nasional
Mendorong kebijakan nasional yang mendukung pengakuan sejarah Islam di Papua, termasuk alokasi anggaran khusus untuk riset dan kegiatan kebudayaan.
Dukungan Pemerintah dan Masyarakat
Seminar ini mendapat sambutan hangat dari berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan tokoh masyarakat.
Dukungan anggaran dan kebijakan dari pemerintah pusat diharapkan mampu merealisasikan rekomendasi yang dihasilkan.
“Kami berharap perayaan tahunan masuknya Islam di Papua bisa menjadi penggerak pembangunan yang berkeadilan, sejahtera, dan harmonis,” ungkap Ahmad Nausrau yang juga selaku wakil Gubernur terpilih Provinsi Papua Barat Daya.
Kesimpulan
Seminar Nasional ini bukan hanya momen akademik, tetapi juga deklarasi sejarah yang mempertegas kehadiran Islam sebagai bagian dari perjalanan bangsa.
Fakfak kini tidak hanya dikenal sebagai Kota Pala, tetapi juga saksi bisu awal mula Islam di tanah Papua.
Langkah ini menjadi fondasi kuat untuk memperkuat harmoni sosial, meneguhkan semangat toleransi, dan mengukir masa depan Papua dalam bingkai NKRI.
Komentar