Saka Taruna Bumi: Generasi Z Penggerak Pala Fakfak, Simbol Kehidupan dan Warisan Budaya

Fakfak, Kabarsulsel-Indonesia.com |  Dalam rangkaian penutup Hari Perkebunan Nasional ke-67, Dinas Perkebunan Kabupaten Fakfak sukses menggelar kegiatan edukasi berbasis pramuka melalui Kemah Saka Taruna Bumi.

Kegiatan kemah ini berlangsung di lingkungan Kantor Dinas Perkebunan Fakfak. Menariknya kemah ini juga dirangkaikan dengan peringatan HUT ke-41 Saka Wanabhakti.

Kemah Saka Taruna Bumi melibatkan 23 anggota pramuka kategori Penegak.

Selama kemah, peserta dengan penuh antusias mengikuti berbagai perlombaan dan kegiatan edukasi yang bertujuan menanamkan nilai-nilai pelestarian lingkungan, teknologi, dan inovasi.

Menurut Rangga Rumagesan, pembina Saka Taruna Bumi, kemah ini tidak hanya menjadi ajang pengembangan diri tetapi juga sarana untuk memperkuat kolaborasi antara tiga instansi terkait, yakni Dinas Pertanian, Dinas Perikanan dan Kelautan, serta Dinas Perkebunan.

“Kami berharap ketiga OPD ini terus memberikan perhatian dan pembinaan terhadap Saka Taruna Bumi untuk mencetak generasi muda yang mampu membawa perubahan,” ujar Rangga.

Salah satu yang menjadi fokus utama adalah upaya berkelanjutan Dinas Perkebunan Fakfak dalam memperkenalkan pala sebagai komoditas unggulan daerah kepada generasi muda, khususnya Generasi Z yang tumbuh di era digitalisasi sistem.

Plt. Kepala Dinas Perkebunan Fakfak, Widhi Asmoro Jati, S.T., M.T., menyampaikan apresiasinya terhadap peran Saka Taruna Bumi sebagai agen perubahan dalam memperkenalkan pala ke masyarakat luas.

“Saka Taruna Bumi berperan penting sebagai agen perubahan yang mampu mendorong kemajuan sektor perkebunan melalui edukasi lingkungan, inovasi teknologi, serta pengelolaan sumber daya alam yang bijak dan berkelanjutan,” ujar Widhi saat menutup kegiatan kemah pramuka pada sabtu, (14/12).

Pala: Komoditas Unggulan yang Multifungsi

Widhi menjelaskan bahwa pala Tomandin  memiliki nilai ekonomi yang besar dan potensi diversifikasi produk yang luas.

Dari sisi ekonomi, pala dapat diolah menjadi bahan baku industri makanan, minuman, kosmetik, hingga farmasi. Produk olahan pala juga memberikan peluang besar bagi pekebun, dan pelaku UMKM untuk meningkatkan nilai tambah.

“Diversifikasi produk dari pala dapat menciptakan berbagai olahan baru yang bernilai ekonomis tinggi. Selain itu, pala memiliki peran penting sebagai tanaman konservasi karena kemampuannya tumbuh di berbagai jenis ekosistem, termasuk lahan marginal, yang dapat membantu menjaga keanekaragaman hayati dan kualitas tanah,” jelasnya.

“Untuk itu adik-adik saka taruna bumi wajib hukumnya memahami manfaat pala sebagai peluang ekonomi yang bernilai tinggi jika disentuh dengan perkembangan teknologi dan digitalisasi sistem oleh Generasi Z”. Tandasnya.

Pala Tomandin dan Warisan Budaya Fakfak

Lebih jauh, Widhi mengungkapkan nilai budaya pala Tomandin yang sangat erat dengan kehidupan masyarakat Fakfak. Pala dianggap sebagai simbol kehidupan dan budaya lokal, sehingga tidak boleh ditebang sembarangan. Bahkan, dalam tradisi lokal, pala dipandang sebagai sosok perempuan yang disebut Mery Totora.

“Melalui kemah ini, kami berharap Saka Taruna Bumi dapat menjadi agen perubahan yang tidak hanya memahami nilai ekonomis pala, tetapi juga menghargai nilai budaya dan konservasi yang melekat pada tanaman ini,” tutup Widhi.

Saka Taruna Bumi sebagai Inspirasi Generasi Muda

Melalui kegiatan ini, Dinas Perkebunan Fakfak membuktikan komitmennya untuk mencetak generasi muda yang tidak hanya kreatif, tetapi juga peduli terhadap keberlanjutan lingkungan dan komoditas lokal.

Saka Taruna Bumi diharapkan mampu menjadi inspirasi bagi generasi muda lainnya dalam mendukung pelestarian dan promosi komoditas unggulan daerah.

Komentar