Maluku Tenggara, Kabarsulsel-Indonesia.com | Jembatan Rumadian yang menghubungkan Kecamatan Manyeuw dengan wilayah pesisir barat Kei Kecil kembali mengalami kerusakan parah pada Kamis (3/10/2024).
Insiden ini terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut, menyebabkan rangka jembatan patah pada sisi kanan dari arah Desa Dian Darat.
Willem Maturan, warga setempat, mengkonfirmasi kejadian itu terjadi sekitar pukul 06.00 WIT. Dalam unggahan media sosialnya, Willem menyatakan, “Slamat pagi basudara gandong, diinformasikan jembatan penyeberangan dari ohoi Rumadian ke Dian Darat patah.”
Kerusakan jembatan ini tidak menimbulkan korban jiwa, namun pipa PDAM yang berada di bawah jembatan rusak berat, memutus akses air bersih bagi warga sekitar.
Akibatnya, kendaraan roda dua dan empat tidak bisa melintas, memaksa warga untuk menggunakan jalur alternatif sejauh 11 km ke arah timur.
Sejarah Kelam Jembatan Rumadian
Jembatan yang dibangun pada tahun 1993 ini pernah ambruk pada tahun 2019 dan sempat diperbaiki oleh Dinas PUPR Maluku dengan anggaran Rp500 juta. Namun, lima tahun berselang, kejadian serupa kembali terulang, memperparah kondisi infrastruktur vital ini.
Belum ada pernyataan resmi dari Dinas PUPR Maluku Tenggara maupun Pemerintah Provinsi Maluku terkait penyebab pasti kerusakan tersebut, meski hujan deras diduga sebagai faktor utama. Hingga berita ini diturunkan, pihak terkait belum bisa dihubungi.
Warga Bertaruh Nyawa
Potret memilukan terlihat di jembatan yang patah pada Kamis pagi. Warga nekad melintasi jembatan rusak ini meski mempertaruhkan nyawa.
Dengan berpegangan pada sisi kiri jembatan, mereka memilih jalur ini karena lebih cepat menuju ibukota Langgur dibandingkan jalur alternatif yang jauh lebih panjang.
“Katong terpaksa lewat sini, kalau lewat jalan timur jauh sekali,” ujar seorang warga.
Kondisi ini menambah keresahan warga yang selama ini bergantung pada jembatan Rumadian sebagai akses utama. Di media sosial, keluhan warga memuncak, mencerminkan ketidakpuasan atas lambannya penanganan infrastruktur di wilayah pesisir barat.
“Masyarakat Terlupakan“
Kondisi infrastruktur yang buruk semakin memperparah kehidupan masyarakat pesisir barat.
“Jembatan di Tetoad belum selesai, sekarang jembatan Rumadian rusak. Kapan katong pesisir barat bisa sejahtera?” tulis salah satu warga di media sosial.
Beberapa warga mendesak agar pemerintah segera mengambil tindakan, sebelum situasi ini memakan korban jiwa. Mereka meminta perhatian lebih terhadap wilayah pesisir yang selama ini merasa terpinggirkan dari program pembangunan.
Masyarakat berharap agar pemerintah daerah segera turun tangan untuk memperbaiki jembatan ini dan memastikan infrastruktur lainnya dapat segera selesai, demi kelangsungan hidup dan aktivitas ekonomi warga pesisir barat Maluku Tenggara.
Komentar