Ambon, Kabarsulsel-Indonesia.com | Realisasi Indeks Harga konsumen (IHK) tahun 2024 gabungan kota di Provinsi Maluku mengalami deflasi. Perhitungan inflasi IHK pada Februari 2024 ini telah menambahkan Kabupaten Maluku Tengah, sehingga perhitungan 2 kota serta 1 kabupaten.
Terhitung sejak Februari 2024, angka realisasi gabungan kota IHK di Provinsi Maluku secara bulanan mengalami deflasi sebesar -1,19 persen (mtm). Capaian tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan realisasi bulan Januari 2024 yang mengalami inflasi sebesar 0,19 persen (mtm).
Hal tersebut disampaikan kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Rawindra Ardiansah lewat rilisnya kepada wartawan di Ambon, Senin 04/03/2024.
Menurutnya, Sejalan dengan itu, realisasi inflasi gabungan kota di Provinsi Maluku jauh lebih rendah dibandingkan dengan angka inflasi nasional sebesar 0,37 persen (mtm). Secara spasial, deflasi bersumber dari Maluku Tengah dan Kota Ambon yang tercatat masing-masing sebesar 2,82 persen (mtm) dan 0,27 persen (mtm). Deflasi lebih dalam tertahan oleh Kota Tual yang mengalami inflasi sebesar 0,53 persen (mtm).
Melandainya inflasi Gabungan kota ungkap Rawindra, didorong oleh penurunan angka inflasi kelompok makanan, minuman dan tembakau. Kelompok komoditas tersebut tercatat mengalami deflasi 2,90 persen (mtm), lebih rendah dibanding bulan sebelumnya yang mengalami inflasi 0,77 persen (mtm). Deflasi kelompok komoditas ini bersumber dari deflasi komoditas cabai rawit dengan andil sebesar 0,33 persen.
Dijelaskan Rawindra, Terjadinya deflasi Cabai Rawit sejalan dengan peningkatan pasokan Cabai Rawit pada daerah sentra produksi, yaitu Maluku Tengah. Selain itu, deflasi pada kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau juga berasal dari komoditas perikanan antara lain ikan cakalang, ikan selar, dan ikan layang dengan angka andil masing-masing sebesar 0,26 persen (andil, mtm), 0,24 persen (andil, mtm), dan 0,21 persen (andil, mtm), seiring dengan tingkat gelombang laut dalam kategori tenang-rendah.
Deflasi di Maluku juga bersumber dari kelompok transportasi pada februari 2024 sebesar -0,74 persen (mtm), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar -0,86 persen (mtm). Realisasi utamanya disebabkan oleh komoditas Tarif Angkutan Udara yang masih mengalami deflasi cukup dengan andil sebesar 0,10 persen (andil, mtm), urainya
Meskipun mengalami peningkatan dibandingkan realisasi bulan sebelumya sebesar -0,12 persen (andil, mtm). Angka deflasi tersebut seiring dengan normalisasi permintaan masyarakat pasca HBKN Nataru 2023 lalu, jelasnya.
Secara tahunan lanjut Rawindra, pada februari 2024 tekanan inflasi gabungan kota IHK di provinsi Maluku terkendali. Inflasi tahunan tercatat sebesar 3,02 persen (yoy), menurun signifikan dibandingkan realisasi bulan sebelumnya sebesar 4,12 persen (yoy). Inflasi tersebut lebih tinggi dibandingkan tingkat inflasi Nasional sebesar 2,75 persen (yoy).
Meskipun demikian, tingkat inflasi gabungan kota di Provinsi Maluku tersebut masih berada di dalam rentang sasaran inflasi Nasional tahun 2024 yang ditetapkan pada rentang 2,5+1 persen (yoy)” ujarnya.
Menurutnya, realisasi inflasi februari 2024 di Provinsi Maluku tetap rendah dan terkendali. Hal itu merupakan peran koordinasi tim pengendalian inflasi Daerah (TPID) baik tingkat Provinsi maupun kabupaten kota yang terus memperkuat berbagai upaya sinergis, secara intensif untuk meredam terjadinya inflasi.
Sementara yang berasal dari Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau. Untuk menghadapi risiko kedepan khususnya ketergantungan terhadap daerah sentra di luar daerah, TPID provinsi maupun kabupaten/kota terus merumuskan berbagai strategi untuk menurunkan risiko tekanan inflasi ke depan.
Salah satu kegiatan yang dilakukan pada bulan Februari 2024 adalah kegiatan operasi pasar, rapat TPID dalam rangka persiapan HBKN Idul Fitri, gerakan tanam di Tual, dan juga percepatan pembentukan neraca pangan Maluku sebagai dasar pengambilan kebijakan terkait pemenuhan komoditas pangan strategis pungkas Rawindra
Komentar