Saumlaki, Kabarsulselindonesia.com – Sementara berkaitan dengan Shell Upstream Overseas Ltd yang telah mundur dari proyek tersebut, orang nomor satu di Negara ini berjanji akan mencari partner baru secepatnya.
Demikian disampaikan Presiden Jokowi, disela-sela kunjungan kerja di Kota Saumlaki, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Jumat (2/9/2022).
Dirinya mengakui, mundurnya Shell mengakibatkan pekerjaannya ikut mundur.
“Jadi, proyek Blok Masela terus kita dorong. Yang semula sebetulnya sudah akan jalan dengan Inpex dan Shell, tetapi saat itu harganya rendah sehingga ada satu (Sheel-red) yang mundur, sehingga pengerjaaanya ikut mundur. Nanti partner yang baru terus kita dorong agar segera terbentuk lagi dan segera dimulai Blok Masala,”ungkap Jokowi saat kunjungan di Pasar Ngrimase Desa Olilit.
Jokowi menambahkan, jika Blok Masela sudah jalan, yang mendapat keuntungan besar adalah masyarakat Kepulauan Tanimbar.
“Jika Blok Masela sudah berjalan yang mendapat keuntungan besar adalah masyarakat di Kepulauan Tanimbar di Saumlaki. Dan itu akan baik untuk perputaran uang di daerah, untuk PDRB di Kabupaten Kepulauan Tanimbar dan juga Provinsi Maluku. Oleh sebab itu kita terus dorong agar segera dimulai,”janji Jokowi.
Sementara itu seperti dilansir dari katadata.co.id, Presiden Joko Widodo meminta sovereign wealth fund Indonesia Investment Authority (INA) untuk berinvestasi di Blok Masela dan mengantikan posisi Shell Upstream Overseas Ltd yang akan hengkang dari proyek tersebut.
Selain Shell, porsi saham partisipasi dalam Blok Masela dikuasai Inpex asal Jepang sebesar 65%. “Arahan Bapak Presiden segera dinegosiasikan dan carikan investor baru, termasuk pertimbangkan INA untuk masuk,” kata Airlangga dalam konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (24/8).
Sejak dua tahun lalu, Shell berencana melepas proyek Blok Masela. Keputusan tersebut didorong arus kas perusahaan yang tertekan karena proyek di negara lain.
Saat ini, Shell memiliki hak pengelolaan proyek Blok Masela sebesar 35%. Perusahaan berharap akan memperoleh dana hingga US$ 1 miliar dari penjualan saham tersebut.
Untuk itu, Inpex Corporation selaku operator Blok Masela tengah mencari mitra baru. SKK Migas pun menargetkan Inpex harus mendapatkan mitra pada akhir tahun ini.
Apalagi, proyek ini ditargetkan onstream atau mulai berproduksi pada 2027.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Asosiasi Perusahaan Migas Nasional (Aspermigas), Moshe Rizal, mengatakan bahwa arahan Jokowi untuk mengambil 35% hak partisipasi yang ingin dilepas Shell sejak dua tahun lalu merupakan keputusan gegabah.
Menurutnya, biaya untuk Blok Masela jauh lebih besar daripada blok migas lainnya seperti Blok Rokan dan Mahakam yang merupakan sumur produksi.
Sebab, Blok Masela masih dalam tahap pengembangan. “Kalau Masela dalam lima tahun ke depan setelah produksi belum tentu ada pemasukan, hanya pengeluaran,”
(Daniel Mituduan)
Komentar