Fakfak, Kabarsulsel-Indonesia.com | Di lantai aula Makorem 182/JO, Kabupaten Fakfak, Selasa (8/7/2025), suasana sidang disiplin militer itu terasa tegang namun penuh ketegasan. Kolonel Inf Irwan Budiana, S.E., M.M., M.Han, Komandan Korem 182/JO, berdiri tegak di hadapan para prajuritnya. Hari itu ia tidak hanya sebagai pemimpin satuan, melainkan Atasan yang Berhak Menghukum (Ankum).
Sidang Hukuman Disiplin (Kumplin) digelar demi menegakkan aturan dan marwah TNI Angkatan Darat. Sidang ini bukan sekadar formalitas. Korem 182/JO menegaskan komitmen pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2014 tentang Hukum Disiplin Militer, yang menuntut prajurit memegang teguh disiplin dan tata tertib dengan sikap pasti, tegas, dan jelas.
“Ini bukan hanya hukuman, tapi bagian dari pembinaan personel dan kesatuan,” ujar Kolonel Irwan Budiana di hadapan peserta sidang.
Sidang itu digelar setelah proses pemeriksaan mendalam oleh staf intelijen Korem 182/JO Kodam XVIII/Kasuari. Hasil pemeriksaan menyimpulkan tiga orang prajurit terbukti melanggar disiplin. Pelanggaran itu dianggap mencoreng nama baik Korem 182/JO dan institusi kemiliteran Indonesia.
Tak main-main, Danrem menjatuhkan hukuman penahanan berat 21 hari dan sanksi teguran keras. Keputusan itu diambil sesuai Peraturan Panglima TNI Nomor 44 Tahun 2015 tentang Peraturan Disiplin Militer.
Kolonel Irwan menjabarkan pelanggaran yang dilakukan para prajurit: ada yang bolos dinas hingga empat hari tanpa izin, hidup boros dan berutang di mana-mana untuk berjudi, hingga perilaku lain yang dinilai tidak pantas bagi prajurit TNI. Bahkan, hal yang tampak sepele seperti berpakaian tidak rapi pun, tegasnya, adalah pelanggaran disiplin yang tidak bisa ditoleransi.
“Ini semua merusak citra prajurit dan kesatuan,” kata Danrem.
Ia menegaskan bahwa hukuman itu bukan semata untuk menghukum, tetapi juga menjadi peringatan keras bagi seluruh prajurit Korem 182/JO. Tujuannya jelas: membangun disiplin, menegakkan aturan, dan meningkatkan profesionalisme prajurit.
“Jangan anggap enteng aturan. Saya berharap punishment ini menjadi efek jera, agar semua kembali pada jati diri prajurit TNI: disiplin, loyal, profesional,” tutup Kolonel Irwan Budiana, suaranya mengunci sidang siang itu dengan nada tegas.
Komentar