Fakfak, Kabarsulsel-Indonesia.com; Kabupaten Fakfak terkenal dengan komoditas unggulannya yakni Pala. Tanaman Pala telah terkenal sejak ribuan tahun lalu bahkan di zaman Kolonialis wilayah Maluku dan Papua khususnya Fakfak menjadi incaran kaum gujarat, para pedagang portugis, spanyol serta tiongkok dan arab yang ingin menaklukan wilayah itu dalam rangka merebut hasil rempah-rempah yaitu Pala, Cengkeh dan Lada.
Kisah keunggulan dan upaya penaklukan wilayah sampai berujung Fakfak dijadikan sebagai Kota Pala, ternyata lamban-laun mulai tergerus oleh zaman akibat para petani pala yang kurang merawat dan memelihara kebun pala mereka secara kontinyu dan berkelanjutan. Alhasil pala sepanjang tahun lambat-laun hasil panennya mulai menurun.
Bercermin dari masalah tersebut, Pemerintah Kabupaten Fakfak melalui Dinas Perkebunan mulai mendorong program Diversifikasi, Intensivikasi dan ekstensifikasi lahan perkebunan dengan mendorong penanaman delapan jenis tanaman andalan yang identik dengan masyakarat Fakfak di antaranya : Kopi, Kelapa, Pinang, minyak kayu putih, tembakau, serta 2 produk lainnya yaitu lada dan kelapa sawit.

Plt. Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Fakfak Widhi Asmoro Jati, S.T., M.Si dalam keterangan kepada media ini menjelaskan jika delapan tanaman andalan ini perlu dikolaborasi sehingga dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi wilayah. Ujar Widhi.
Alumni Universitas Diponegoro ini juga menandaskan jika pala memang sejogjanya merupakan produk unggulan daerah, namun perlu adanya produk andalan lainnya. Oleh karenanya melalui Dinas Perkebunan Kabupaten Fakfak, kami mendorong adanya produk andalan daerah yang dapat berdampingan bersama produk Unggulan yaitu pala. Tandasnya.
Widhi juga menambahkan jika kopi di wilayah Fakfak lokusnya ada di beberapa wilayah di Distrik Kramongmongga yaitu kampung mamur dan Pikpik yang memiliki kecenderungan kemampuan tumbuh. Namun Dinas Perkebunan melakukan kolaborasi berdasarkan karakteristik wilayah dan kemampuan tumbuh sehingga diharapkan dapat menjadi rolle model dalam menghasilkan produk andalan Fakfak. Ungkap Widhi.
Widhi juga menambahkan mengenai luasan lahan yang dijadikan rolle model tanaman kopi seluas 5.000 meter persegi di sepanjang jalan hurimber kampung lusiperi, sementara di distrik Karamongmongga seluas 20.000 meter persegi. Tambah Widhi.
Tidak hanya sebatas itu saja, pria kelahiran kokas ini juga menuturkan jika para petani yang mengelola lahan percontohan ini akan mendapatkan insentif sebesar Rp. 5.000.000, sebagai stimulant sehingga para petani dapat menanam kopi sebanyak 800 pohon di areal lahan seluas 5.000 meter persegi tersebut. Tutup Widhi.
Komentar