KSI DKI Jakarta – Menyambut bulan Suci Ramadhan 1442 H Polres Kep Seribu beserta Polsek jajaran gelar silaturahmi dengan awak media, Senin (12/04/2021).
Kapolres Kep Seribu AKBP Eko Wahyu Fredian, SIK . mengatakan bahwa angka Covid-19 sempat meninggi pada awal tahun 2021, mungkin karena di awal tahun masuk masa liburan tahun baru.
Hal itu diterangkan Kapolres Kepulauan Seribu AKBP Eko Wahyu Fredian, SIK kepada wartawan saat acara tatap muka jelang bulan suci Ramadhan 1442 H di dermaga 22 Ancol Jakarta Utara, senin (12/04/2021).
“Pernah sampai di angka 152 kasus di tanggal 23 januari 2021, mungkin karena di awal tahun,” terangnya.
Untuk itu Kapolres menjelaskan langkah – langkah yang diambil Polres Kepulauan Seribu untuk menekan kasus Covid-19, baik itu melalui pengecekan di dermaga keberangkatan maupun kedatangan.
“Bahkan pernah sampai ke Rawasaban, Kali Adem dan Tanjung Pasir Tangerang. Kita backup kesana, kita turun kesana dengan kerjasama pemerintah kabupaten” kata AKBP Eko Wahyu Fredian, SIK .
Menurut Kapolres, di hitung – hitung lumayan juga kunjungan dari masyarakat ke Kep Seribu bisa sampai ribuan orang, sedangkan antigen di backup oleh Polda. Namun Polda memiliki keterbatasan, sehingga pihaknya berinisiatif untuk memakai antibody.
“Tapi hanya bisa dilakukan di dermaga keberangkatan Marina Ancol dan di dermaga kedatangan di pulau-pulau yang ada Kampung Tangguh Jaya,”ujar Kapolres.
Kita maksimalkan terus, dengan dibantu puskesmas setempat dan Satpol PP untuk melakukan 3 T, sampai dengan pembagian masker dan rapid tes terus dilakukan untuk menekan angka Covid-19.
“Padatnya penduduk di pulau tersebut, warga seringkali nongkrong, dan tidak memakai masker. Padahal sering di bagi masker dan sering ops yustisi. Jadi langkah yang di ambil untuk penerapan prokes ke masyarakat, setiap ada yang warga yang positif, tetangga kanan kiri depan rumah radius beberapa meter itu akhirnya kita antigen semua, sehingga mereka berpikir dan mulai saling mengingatkan kalau ada yang tidak memakai masker” jelas Kapolres.
Lanjutnya, cara itu cukup efektif, terbukti akhirnya mereka lumayan untuk pendisiplinan, pemakaian maskernya cukup meningkat.
“Kita gencarkan terus berbagai kegiatan di KTJ, termasuk kita evaluasi setiap hari, setiap sore, hingga menurun angka Covid-19. Termasuk seperti kalau ada tes PCR, itu hasilnya kita kawal sampai hasil labnya keluar, jangan sampai tertukar atau tidak maksimal” ujarnya.
Menurutnya, jumlah penduduk di kepulauan seribu ada 29.000, kalau yang kena Covid-19 diatas 100, persentasenya sudah cukup tinggi sekali dibanding wilayah lain yang jumlahnya jutaan.
“Dengan upaya yang maksimal dan terbentuknya KTJ, memudahkan masyarakat yang ada di pulau itu untuk mendapatkan informasi. Diharapkan dengan adanya sarana KTJ masyarakat bersama Polres jajaran dan Satgas Covid-19 bisa saling bersinergi mencegah penularan Covid-19 dan menuju zona hijau.
Alhamdulillah kemaren pertanggal 5 april kita zero Covid-19 dan sudah zona hijau,semua sudah sembuh, Cuma memang kemaren pada tanggal 7 april 2021 ada tenaga Nakes yang positif, karena dia tinggal di darat, setelah cuti, saat kembali bekerja dan di tes hasinya positif. Akhirnya kita tes semua untuk nakesnya, ada 30 orang kita lakukan PCR semua,dan hasilnya dari sekian banyak itu ada satu yang tersaring positif di cluster nakes” kata AKBP Eko Wahyu Fredian, SIK.
Memang harus diakui kata Kapolres, bahwa penanganan Covid-19 tidak semudah yang dibayangkan. Saat ini yang kita jalankan untuk penanganan Covid-19 adalah dengan pakai antibody dan kedepankan penggunaan masker, Sehingga dalam ops yustisi yang biasanya di temukan pelanggar prokes di berikan tindakan fisik, dan pelanggar kita kasih antigen. “Karena kalau tidak di tindak, dianggap biasa biasa aja, Sampai sekarang lumayan jera mereka” terangnya.
Dikatakan Kapolres inilah salah satu langkah langkah yang terus kita kembangkan agar masyarakat disiplin protokol kesehatan.
Namun Masih ada orang orang yang berkantor di pulau tapi bukan berdomisili di pulau, misalnya nakes, kecamatan, kelurahan.
“Mereka tiap hari pulang pergi. kadang libur juga di rumahnya yang di darat. Saat kembali bekerja orang tersebut ternyata membawa virus. Untuk itu kita kerjasama dengan dinas kesehatan lagi untuk mendata orang orang yang setiap hari bekerja di pulau namun dia bukan domisili di pulau. Ada beberapa tenaga kesehatan (nakes) yang ingin di antigen selalu bilang sudah di vaksin, padahal yang positif itu juga sudah di vaksin. Jadi disitu kami menyimpulkan bahwa semua tidak semudah yang dibayangkan. Kami terus berupaya maksimalkan untuk meminimalisir penanganan covid 19 ini” ungkap AKBP Eko Wahyu Fredian, SIK
Hum/Bintarsih
Komentar