Tindak Lanjut Kunjungan Belajar, Bintuni Siap Undang Fakfak untuk Kembangkan Budidaya Pala Tomandin

Fakfak, Kabarsulsel-Indonesia.com |  Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni melalui Dinas Pertanian terus menunjukkan komitmennya dalam mendorong peningkatan produktivitas komoditas unggulan daerah, khususnya pala.

Untuk itu, sinergi dengan Dinas Perkebunan Kabupaten Fakfak sebagai narasumber utama menjadi langkah strategis dalam upaya memberikan edukasi dan peningkatan kapasitas para pekebun pala di Teluk Bintuni.

Kegiatan edukasi ini melibatkan dua segmen utama, yaitu penyajian materi pelatihan dan kunjungan lapangan. Dalam sesi materi, para pekebun dibekali pengetahuan mengenai pemilihan bibit unggul Pala Tomandin, teknik pemeliharaan berkelanjutan, pengendalian hama, serta strategi pengolahan hasil panen berkualitas. Sementara itu, kunjungan lapangan mencakup:

  1. Observasi kebun bibit di Air Besar;
  2. Kunjungan ke penangkaran pala Prima Karya;
  3. Peninjauan blok penghasil tinggi Pala Tomandin di Kadamber;
  4. Interaksi langsung dengan pekebun lokal; serta
  5. Kunjungan ke Global Spices Papua, pembeli dan pengolah pala berkualitas ekspor.

Sinergi Produktif Dua Kabupaten

Sekretaris Dinas Pertanian Teluk Bintuni, Yanuarius Baru, S.Hut, menyatakan bahwa kerja sama ini bertujuan memperluas wawasan dan keterampilan para petani, sehingga budidaya pala dapat dilakukan lebih profesional dan produktif.

Menurutnya, keberhasilan Fakfak sebagai “Kota Pala” patut dijadikan rujukan utama karena sejarah panjang dan pengalaman sukses dalam pengelolaan komoditas pala.

“Fakfak adalah contoh nyata bagaimana pala tidak hanya menopang ekonomi masyarakat, tetapi juga menjadi identitas yang melekat. Dengan kolaborasi ini, kami berharap petani Teluk Bintuni bisa mempelajari teknik budidaya yang tepat agar produktivitas meningkat signifikan,” ujar Yanuarius Baru.

Pemerintah Teluk Bintuni juga melihat potensi besar dengan hadirnya generasi petani milenial sebagai kekuatan baru dalam modernisasi sektor perkebunan pala. Dengan sinergi dan dukungan berkelanjutan, diharapkan budidaya pala tidak hanya tumbuh pesat, tetapi mampu menjadi sumber kesejahteraan masyarakat setempat.

Mendorong Ekonomi Berkelanjutan

Lebih lanjut, Yanuarius menegaskan bahwa kolaborasi ini tidak berhenti hanya pada kegiatan pelatihan. Pemerintah Teluk Bintuni berkomitmen untuk melanjutkan pembinaan secara berkelanjutan, guna memastikan teknik budidaya yang telah dipelajari dapat diimplementasikan dengan baik.

“Dengan semangat belajar dan dukungan yang kuat, kami optimistis Teluk Bintuni akan berkembang menjadi salah satu produsen pala terbesar di Papua Barat, dengan kualitas yang mampu bersaing di pasar nasional maupun internasional,” tegasnya.

Inspirasi bagi Papua Barat

Keberhasilan Fakfak dalam mengembangkan pala sebagai komoditas unggulan telah menjadi inspirasi bagi kabupaten lain seperti Kaimana dan Teluk Wondama.

Kolaborasi strategis ini diharapkan dapat mendorong Papua Barat sebagai sentra produksi pala berkualitas tinggi, yang tidak hanya mendukung ekonomi daerah tetapi juga memperkuat identitas budaya masyarakat.

Dengan langkah sinergis antara Teluk Bintuni dan Fakfak, masa depan pala sebagai komoditas unggulan Papua Barat semakin menjanjikan. Dukungan pemerintah, semangat petani lokal, serta potensi lahan yang tersedia menjadi kunci utama dalam mewujudkan ekonomi berkelanjutan melalui budidaya pala.

Legacy Pala Tomandin Fakfak

Plt. Kepala Dinas Perkebunan Fakfak, Widhi Asmoro Jati, ST, MT dalam sambutannya menutup kegiatan pelatihan budidaya pala Tomandin Fakfak menyampaikan bahwa Pala Tomandin telah memiliki Indikasi Geografis bahkan telah memperoleh HAKI dan sudah terbentuk Masyarakat perlindungan Indikasi Geografis Pala Tomandin Fakfak (MPIG-PTF).

Widhi juga mengungkapkan bahwa Indikasi Geografis Pala Tomandin merupakan tanda dan hak paten yang menunjukkan bahwa produk pala dengan ciri-ciri khusus berasal dari Kabupaten Fakfak berdasarkan identitas geografis dan memiliki kualitas, reputasi, atau karakteristik yang secara signifikan terkait dengan asal muasal geografisnya.

Produk dengan indikasi geografis ini sering di anggap memiliki tingkat keaslian atau ciri khas yang membuatnya berbeda dengan jenis pala lain dan lebih bernilai di pasaran. Oleh karenanya Ketika Pala Tomandin ini di tanam di daerah lain di luar dari Fakfak akan tetap teregister sebagai Pala Tomandin Fakfak, Tegas Widhi.

Lebih jauh Widhi menjelaskan bahwa Bintuni justru punya indikasi geografis (IG) yang cukup banyak seperti IG Buah Merah, IG Kayu Masohi, IG Sarang Semut dan IG Mangrove putih yang satu waktu juga Fakfak akan belajar di Bintuni kaitan dengan komoditas sektor Perkebunan dan kehutanan ini.

Komentar