Elat, Kabarsulsel-Indonesia.com | Aksi kenakalan remaja kembali terjadi di Ohoi Rahareng Atas. Tiga pemuda setempat dilaporkan telah menyumbat pipa air utama menggunakan buah kelapa, yang menyebabkan terhentinya aliran air bersih ke wilayah Elat dan sekitarnya.
Kepala Cabang IKK PDAM Elat, Ineke Tapotubun, mengonfirmasi insiden ini saat dihubungi melalui telepon seluler. Menurut Tapotubun, kejadian ini bukan kali pertama tiga pemuda tersebut melakukan aksi serupa.
“Mereka menyumbat pipa di sumber air dengan sabut kelapa. Ini sudah berulang kali terjadi, tapi saya dan tim lapangan tetap berusaha maksimal di lapangan. Setiap ada masalah, saya selalu berkoordinasi dengan pimpinan di Langgur untuk arahan lebih lanjut,” ungkapnya.
Insiden terbaru terjadi pada Jumat, 6 September, ketika pipa air utama yang melayani banyak warga tersumbat kelapa, sehingga aliran air terhenti total.
Keesokan harinya, 7 September, sejumlah warga datang ke kantor PDAM Elat menanyakan alasan air tidak mengalir. Setelah dilakukan pengecekan, diketahui bahwa sumber air telah disumbat oleh ketiga pemuda tersebut.
“Kami langsung menghubungi Kepo Rahareng dan Kapolsek Kei Besar untuk melaporkan kejadian ini, namun hingga saat ini, sumbatan tersebut belum dibersihkan, sehingga air masih belum bisa mengalir,” tambah Tapotubun.
Ia juga menegaskan bahwa sumber air tersebut bukanlah milik pribadi para pemuda, melainkan milik keluarga besar Watyanan. Tindakan penyumbatan ini telah dilaporkan ke Polsek Kei Besar dan Koramil 1502 Elat.
“Metode yang mereka gunakan, menyumbat pipa dengan kelapa, memang membuat air benar-benar tidak bisa mengalir,” jelasnya.
Lebih lanjut, Tapotubun menyebut adanya upaya provokasi oleh Kepo Rahareng Atas yang memperkeruh hubungan antara masyarakat pelanggan dan pihak PDAM.
“Mereka menuding PDAM sudah menggunakan sumber air selama 40 tahun tanpa memberikan kontribusi kepada desa. Hal ini memicu semangat para pemuda untuk bertindak. Kami berharap pemerintah daerah segera menindaklanjuti kasus ini,” tegas Tapotubun.
Ia menambahkan, “Kebiasaan menyumbat pipa air setiap kali ada masalah antara Rahareng Atas dan Elat sangat merugikan masyarakat. Padahal air ini kebutuhan pokok sehari-hari.”
Tapotubun juga menyatakan bahwa dirinya telah menerima cacian dari oknum terkait, dan berencana melaporkan hal tersebut kepada raja untuk disidangkan secara adat.
Komentar