Teluk Bintuni, Kabarsulsel-Indonesia.com |Komitmen Tangguh LNG dalam membangun masa depan anak-anak Papua kian nyata. Dalam momentum ulang tahun ke-22 Kabupaten Teluk Bintuni, perusahaan energi raksasa ini kembali menegaskan dukungannya terhadap pengembangan sumber daya manusia melalui sederet inisiatif pendidikan berkelanjutan.
Sejak 2006, lebih dari 1.400 pelajar dan mahasiswa asal Tanah Papua telah mengenyam pendidikan tinggi berkat program beasiswa Tangguh LNG.
Dalam kurun satu tahun terakhir saja, 63 pelajar dari Teluk Bintuni mendapat kesempatan belajar di perguruan tinggi ternama, seperti Universitas Cenderawasih di Jayapura, Universitas Papua di Manokwari, Universitas Kristen Papua, hingga Politeknik Saint Paul di Sorong.
Tak berhenti di dalam negeri, kiprah Tangguh LNG pun menembus batas geografis.
Lewat kerja sama dengan Kedutaan Besar Inggris, diluncurkanlah program Beasiswa Chevening/bp pada Agustus 2024.
Tiga anak muda Papua dipersiapkan untuk menempuh studi magister selama setahun di Inggris, dengan pembiayaan penuh dari bp.
“Selain beasiswa reguler, kami mengembangkan program-program strategis seperti Chevening/bp sebagai bentuk investasi terhadap calon pemimpin muda Papua,” ujar Desy Unidjaja, VP Communications & External Affairs bp Indonesia.
Komitmen pendidikan berjenjang juga tercermin dalam kolaborasi Tangguh LNG dengan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Melalui kerja sama ini, dua mahasiswa nasional menerima beasiswa S2 selama dua tahun, yang turut membuka ruang bagi partisipasi pelajar Papua.
Tidak hanya fokus pada jenjang perguruan tinggi, Tangguh LNG juga mendorong penguatan kapasitas generasi muda sejak usia sekolah. Sejak 2022, sebanyak 29 pelajar berusia 15 hingga 17 tahun dari Teluk Bintuni berpartisipasi dalam program AFS STEM Innovator di Jakarta.
Program ini membekali mereka dengan keterampilan di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM), sebagai fondasi menuju masa depan yang kompetitif.
Tahun ini, dua guru asal Kampung Tomu dan Bintuni akan terbang ke New York untuk menghadiri AFS Youth Assembly pada Agustus mendatang.
Mereka akan bergabung dengan pendidik dari berbagai negara dalam forum internasional tersebut, menjadikan Papua Barat tidak sekadar penonton, tetapi turut menyuarakan gagasannya dalam percaturan global.
Di sisi lain, demi menjaga denyut pendidikan dasar di kampung-kampung pedalaman, Tangguh LNG memberikan honorarium bagi 32 guru kontrak.
Program ini dijalankan bersama tiga yayasan lokal — Muhammadiyah, YPK, dan YPPK — sebagai upaya memastikan anak-anak Papua tetap mendapat hak pendidikan yang layak.
Tangguh LNG, produsen gas alam terbesar di Indonesia dengan kontribusi 35 persen terhadap produksi gas nasional, telah beroperasi sejak 2009.
Dari tiga unit kilang LNG berkapasitas total 11,4 juta metrik ton per tahun, kini 70 persen tenaga operasional berasal dari Papua.
Termasuk di antaranya lebih dari 100 anak muda Papua lulusan program pendidikan teknisi bersertifikasi internasional.
Dengan langkah yang konsisten, Tangguh LNG tak hanya mengekspor energi ke berbagai penjuru dunia, tetapi juga mentransformasi kehidupan masyarakat Papua — dari kampung ke kampus, dari lokal ke global.
Komentar