Siswa SMAN 1 Fakfak Ukir Sejarah! Kalahkan India & Turki, Inovasi Pala Tomandin Mendunia di Singapura

Fakfak, Kabarsulsel-Indonesia.com | Kota Pala kembali menorehkan tinta emas di kancah internasional! Dua siswa berbakat dari SMA Negeri 1 Fakfak, Wa Ode Sadillah Nada Syifa dan Sultan Daffa Bayu Alkahfi, mengharumkan nama Indonesia setelah berhasil meraih peringkat dua dalam ajang bergengsi High School STEM Competition di Singapore University of Social Sciences (SUSS) pada 18-20 Februari 2025.

Prestasi ini semakin membanggakan karena mereka mengalahkan tim dari India, Turki, serta SMA Negeri 3 Bandung, salah satu sekolah terbaik di Indonesia. Dengan penuh percaya diri, tim Fakfak membuktikan bahwa anak-anak Papua mampu bersaing di panggung dunia dengan inovasi yang luar biasa.

Dari Fakfak ke Panggung Dunia: Inovasi yang Mengubah Paradigma

Keberhasilan ini diraih melalui karya ilmiah mereka yang revolusioner berjudul “Prototype Nutmeg Sorting Innovation (NSI) for Classify Ripeness Fruit”. Teknologi ini dirancang untuk menyortir buah pala berdasarkan tingkat kematangannya, sebuah solusi inovatif yang dapat meningkatkan efisiensi produksi pala Tomandin.

Menurut Wa Ode, yang menjadi pemimpin tim, alat ini dirancang untuk memastikan hanya daging pala berkualitas terbaik yang digunakan, sehingga potensi pala Fakfak dapat dimaksimalkan.

“Selama ini, petani lebih fokus menjual biji dan fuli yang hanya sekitar 10% dari keseluruhan buah, sementara daging pala sering terbuang sia-sia. Kami ingin mengubah cara pandang ini, agar daging pala yang selama ini dianggap limbah bisa diolah menjadi produk bernilai tinggi seperti manisan, selai, balsam, dan sambal,” ujar Sultan Daffa, anggota tim.

Inovasi ini bukan sekadar ide di atas kertas, tetapi merupakan jawaban konkret bagi para petani pala yang selama ini menghadapi tantangan dalam mengelola hasil panen mereka.

Dukungan Besar, Langkah Menuju Masa Depan Cerah

Kesuksesan tim ini tidak lepas dari dukungan banyak pihak, terutama Drs. Ali Baham Temongmere, MTP, yang saat itu menjabat sebagai Pj. Gubernur Papua Barat, serta PT Pupuk Kaltim, yang membantu pendanaan.

Tak hanya itu, mereka juga mendapat bimbingan intensif dari Ibu Chandra Sri Ubayanti, M.Pd, pembimbing KIR, Rangga Narendra La Hasaleh, K, guru matematika SMAN 1 Fakfak, serta Romdani Fuad, S.Tr.T, pakar robotika dari Politeknik Saint Paul Sorong.

Menurut Widhi Asmoro Jati, ST, MT, Plt. Kepala Dinas Perkebunan Fakfak, keberhasilan ini adalah hasil dari kerja keras dan persiapan matang yang telah dilakukan sejak lama.

“Kami tidak hanya mendukung inovasi ini dari segi teknis, tetapi juga berjuang mencari pendanaan agar tim SMA Negeri 1 Fakfak bisa berangkat ke Singapura. Ini adalah langkah awal untuk menjadikan Pala Tomandin sebagai komoditas unggulan Fakfak yang dikenal dunia,” ungkap Widhi.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa inovasi ini selaras dengan tag line “Fakfak Cerdas dan Fakfak Kreatif”, yang termuat di dalam visi pembangunan Fakfak Membara 2025-2030.

“Sudah waktunya Pala Tomandin masuk dalam kurikulum muatan lokal di sekolah-sekolah. Dengan begitu, generasi muda tidak hanya mengenal pala sebagai komoditas, tetapi juga memahami sejarah, nilai ekonomi, dan potensi besar yang dimilikinya,” tambahnya.

Inovasi yang Menginspirasi, Fakfak Siap Bertransformasi

Keberhasilan tim KIR SMAN 1 Fakfak bukan sekadar trofi atau medali, tetapi simbol kebangkitan generasi muda Papua dalam dunia inovasi dan teknologi.

“Kami selalu menanamkan prinsip ‘Think globally, act locally’ kepada siswa-siswa kami. Tantangan pendidik saat ini bukan sekadar mengajarkan dari tidak tahu menjadi tahu, tetapi bagaimana membentuk karakter inovatif yang siap bersaing di tingkat dunia,” ujar Ibu Chandra Sri Ubayanti.

Ia berharap, dukungan dari pemerintah daerah, PT Pupuk Kaltim, serta berbagai stakeholder terus mengalir agar inovasi ini bisa dikembangkan lebih lanjut dan diterapkan secara luas.

“Prototype ini memang masih perlu beberapa kali uji coba sebelum diterapkan secara massal. Namun, kami optimistis jika ada dukungan dari berbagai pihak, inovasi ini akan menjadi solusi nyata bagi petani pala di Fakfak,” tambahnya.

Dengan keberhasilan ini, Fakfak semakin membuktikan bahwa bukan hanya kekayaan alamnya yang luar biasa, tetapi juga kualitas sumber daya manusianya yang mampu menciptakan inovasi kelas dunia.

Fakfak, Kota Pala, kini bukan sekadar dikenal karena hasil buminya, tetapi juga karena generasi mudanya yang mampu membawa nama daerah ke panggung internasional!

Komentar