Fakfak, Kabarsulsel-Indonesia.com | Di tengah suasana syukur dan nyanyian jemaat, Wakil Bupati Fakfak, Drs. Donatus Nimbitkendik, MTP, meresmikan Gereja Kristen Injili (GKI) Hosana Kampung Kriawaswas pada Rabu (15/10).
Peresmian yang berlangsung khidmat itu bukan sekadar penanda selesainya pembangunan rumah ibadah, tetapi juga simbol kebangkitan iman dan semangat gotong royong masyarakat Fakfak.
Acara yang dihadiri para tokoh agama, tokoh adat, serta warga dari berbagai kampung ini menjadi momentum bersejarah bagi jemaat.

Dalam sambutannya, Donatus memuji kerja sama antara pemerintah, gereja, dan masyarakat yang berhasil menuntaskan pembangunan dengan semangat kebersamaan.
“GKI Hosana Kriawaswas bukan hanya berdiri sebagai bangunan rohani, tetapi juga menjadi bukti bahwa kolaborasi lintas sektor mampu melahirkan karya besar bagi kemajuan umat,” ujar Donatus.
Dari Mimbar ke Lahan: Gereja Jadi Titik Awal Pembangunan Ekonomi
Menariknya, peresmian gereja tersebut diselingi dengan penyerahan bibit pala varietas Tomandin kepada kelompok tani dari Kampung Kriawaswas, Waremu, dan Mitimber.
Agenda ini menjadi bagian dari percepatan Program Strategis Pala Unggul Fakfak, yang tahun depan menargetkan perluasan lahan tanam hingga 65 hektare.
Donatus menegaskan bahwa jalur perkebunan dari Kayauni hingga Mbahamdandara menyimpan potensi besar untuk pengembangan pala sebagai komoditas unggulan Fakfak.
“Pala adalah investasi masa depan Fakfak. Kami mendorong masyarakat memanfaatkan lahan yang ada untuk menanam pala, komoditas yang tak hanya bernilai ekonomi tinggi, tetapi juga menjadi identitas daerah,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga kualitas hasil panen. Proses penjemuran, katanya, harus dilakukan secara higienis dan tidak di pinggir jalan agar mutu pala Fakfak tetap terjaga di pasar nasional dan ekspor.
“Peresmian gereja yang dipadukan dengan penguatan ekonomi ini adalah bukti pembangunan holistik—membangun iman sekaligus kesejahteraan,” tambahnya.
Pala Unggul Fakfak: Ekonomi Bertumpu pada Akar Budaya
Kepala Seksi Produksi Usaha Perkebunan Dinas Perkebunan Fakfak, Imelda Hegemur, S.Sos., M.Si, menjelaskan bahwa program tersebut didukung oleh Dana Otonomi Khusus (Otsus) Tahun 2025.
Sebanyak 4.050 bibit pala bersertifikat disalurkan kepada tiga kampung penerima, mencakup lahan seluas 40,5 hektare dan insentif petani senilai Rp202,5 juta.
Rinciannya sebagai berikut:
- Kampung Kriawaswas: 20 ha (38 CPCL)
- Kampung Waremu: 10 ha (17 CPCL)
- Kampung Mitimber: 10 ha (20 CPCL)
“Pala bukan sekadar tanaman, tapi warisan budaya dan sumber daya ekonomi luar biasa bagi Fakfak. Kami berharap para petani—yang juga bagian dari jemaat—mengelolanya sebagai investasi jangka panjang bagi generasi berikut,” kata Imelda.
Program Pala Unggul Fakfak sendiri merupakan bagian dari RPJMD Fakfak Membara 2025–2029, yang menempatkan sektor perkebunan pala sebagai tulang punggung ekonomi daerah. Fokusnya meliputi:
- Penyediaan bibit unggul dan peningkatan produktivitas
- Penguatan kelembagaan petani
- Pembangunan sarana dan prasarana pertanian
- Hilirisasi dan diversifikasi produk pala
- Dukungan riset dan inovasi
- Peningkatan kapasitas petani melalui pelatihan
Penyerahan bibit di Kriawaswas menjadi langkah pertama dari distribusi ke distrik-distrik lain sesuai peta sebaran program strategis Dinas Perkebunan Fakfak.
Membangun dari Iman, Menumbuhkan dari Lahan
Peresmian GKI Hosana Kriawaswas dan penyaluran bibit pala Tomandin menjadi simbol kuat sinergi antara pembangunan spiritual dan ekonomi.
Gereja berdiri sebagai rumah doa, sementara di sekelilingnya tumbuh pohon-pohon pala yang kelak menjadi sumber penghidupan.
Peristiwa ini menegaskan arah pembangunan Fakfak yang tidak hanya fokus pada infrastruktur, tetapi juga pada penguatan nilai sosial, iman, dan kemandirian ekonomi masyarakat.
“Pembangunan Fakfak harus menyentuh dua sisi kehidupan: iman yang hidup dan kesejahteraan yang nyata,” tutup Donatus.
Komentar