Fakfak, Kabarsulsel-Indonesia.com | Konsumsi pinang di masyarakat Fakfak tergolong tinggi, tidak hanya sebagai kebiasaan sehari-hari tetapi juga bagian dari budaya dan tradisi.
Menyadari pentingnya ketersediaan pinang bagi masyarakat, Dinas Perkebunan Fakfak meluncurkan program inovatif untuk menanam pinang di lingkungan permukiman. Program ini bertujuan mengurangi pengeluaran masyarakat untuk membeli pinang sekaligus menjaga kelestariannya.
Plt Kepala Dinas Perkebunan Fakfak, Widhi Asmoro Jati, ST., MT., terus menggalakkan penanaman pinang terutama di wilayah pesisir, yang dikenal memiliki tingkat konsumsi tinggi. Salah satu kampung yang menjadi pelopor dalam program ini adalah Kampung Goras.
Bekerja sama dengan Kepala Kampung Goras, Syamsudin Napitupulu, pemerintah menggandeng kelompok pemuda untuk menanam pinang di sepanjang permukiman dengan konsep “Satu Rumah Dua Pohon Pinang”.
Sebagai bentuk dukungan, Dinas Perkebunan Fakfak menyediakan 500 bibit pinang secara gratis, sementara pemuda kampung berkontribusi dengan menyiapkan pagar untuk melindungi tanaman.
Syamsudin Napitupulu menyampaikan apresiasinya atas program ini, yang menurutnya sangat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pinang secara mandiri.
Menurut Widhi, inisiatif ini tidak hanya terbatas pada pinang, tetapi juga mendorong masyarakat menanam komoditas perkebunan lainnya seperti sirih, kopi, tembakau, dan kelapa. Keberadaan tanaman perkebunan ini diharapkan memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat sekaligus berfungsi sebagai pohon peneduh dan upaya pelestarian lingkungan.
Sejauh ini, program penanaman pinang telah dilakukan di beberapa kampung, termasuk Kampung Saharey, Urat, Nembukteb, dan Goras.
Widi berharap agar kelompok pemuda kampung dapat merawat tanaman ini hingga tumbuh subur dan berproduksi, sehingga manfaatnya bisa dirasakan dalam jangka panjang baik dari sisi ekonomi maupun pelestarian budaya.
Komentar