Satgas Opster TNI Pulau Haruku Gelar Penyuluhan Stunting & Pemeriksaan Kesehatan Bagi Anak Balita

Malteng, Kabarsulsel-Indonesia.com; Satgas Opster TNI Pulau Haruku menggelar kegiatan penyuluhan stunting sekaligus pemeriksaan kesehatan anak Balita bertempat di kantor Pemerintahan Negeri Kariu, Kec. Pulau Haruku, Kab. Malteng. Kamis (22/06/2023)

Dansubsatgas Opster TNI, Letkol Arh Tengku Sony Sonatha, S.E., M.I.P., yang diwakili oleh Komandan SSK Satgas Opster TNI Pulau Haruku, Kapten Inf Abdul Wahab Tuahena, S.H., membuka secara langsung kegiatan penyuluhan stunting sekaligus pemeriksaan kesehatan bagi anak balita di Negeri Kariu, Kec. Pulau Haruku.

Mengawali kegiatan ini Penjabat Pemerintah Negeri Kariu beserta Staf menyambut baik program yang dilakukan oleh Satgas Opster TNI di wilayahnya, berupa sasaran fisik pembangunan RTLH yang hampir selesai, juga kegiatan non fisik baik penyuluhan wasbang, bahaya miras dan narkoba yang sudah dilaksanakan, juga stunting dan pertanian yang akan kita laksanakan, selanjutnya kami persilahkan kepada Danramil 1504-07/Pulau Haruku untuk membuka secara resmi, Ujarnya

Dalam kesempatannya Kapten Inf Abdul Wahab Tuahena, S.H., mengatakan bahwa saya selaku Komandan SSK Satgas Pulau Haruku juga selaku Danramil 1504-07/Pulau Haruku, bersama dengan tim penyuluh kesehatan dari Puskesmas Negeri Pelauw hadir untuk memberikan edukasi terkait program stunting, Ujarnya.

Kapten Tuahena mengatakan program stunting merupakan program Nasional yang ditetapkan oleh pemerintah melalui kementrian kesehatan RI untuk di aplikasikan sampai ke tingkat Daerah, untuk tidak berlama-lama kegiatan ini resmi kami buka dan mekanisme teknisnya akan dilanjutkan oleh tim kesehatan dari Puskesmas Negeri Pelauw untuk pemberian materi stunting, Tuturnya.

Selaku pemateri ibu Nurja Tuahena yang bertugas sebagai pimpinan Puskesmas Negeri Pelauw, mengatakan bahwa Sebagian besar masyarakat mungkin belum memahami istilah yang disebut stunting, stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya, Ujarnya Nurja.

Kondisi tubuh anak yang pendek seringkali dikatakan sebagai faktor keturunan (genetik) dari kedua orang tuanya, sehingga masyarakat banyak yang hanya menerima tanpa berbuat apa-apa untuk mencegahnya. Padahal seperti kita ketahui, genetika merupakan faktor determinan kesehatan yang paling kecil pengaruhnya bila dibandingkan dengan faktor perilaku, lingkungan (sosial, ekonomi, budaya, politik), dan pelayanan kesehatan. Dengan kata lain, stunting merupakan masalah yang sebenarnya bisa dicegah, Ucapnya.

Salah satu fokus pemerintah saat ini adalah pencegahan stunting. Upaya ini bertujuan agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal, dengan disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global,  Lanjut Nurja.

“Terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam pencegahan stunting, yaitu perbaikan terhadap pola makan, pola asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih, ringkasnya warga masyarkat harus membudayakan pola hidup sehat,” Jelasnya.

Nurja juga mengatakan seringkali masalah-masalah non kesehatan menjadi akar dari masalah stunting, baik itu masalah ekonomi, politik, sosial, budaya, kemiskinan, kurangnya pemberdayaan perempuan, serta masalah degradasi lingkungan, sehingga membutuhkan peran semua sektor dan tatanan masyarakat, Lanjutnya.

Pimpinan Puskesmas Negeri Pelauw Ibu Nurja Tuahena mengungkapkan bahwa pola makan menjadi masalah stunting dipengaruhi oleh rendahnya akses terhadap makanan dari segi jumlah dan kualitas gizi, serta seringkali tidak beragam, dengan gizi yang seimbang perlu diperkenalkan dan dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari, bagi anak-anak dalam masa pertumbuhan, memperbanyak sumber protein sangat dianjurkan, disamping tetap membiasakan mengonsumsi buah dan sayur, dalam satu porsi makan, setengah piring diisi oleh sayur dan buah, setengahnya lagi diisi dengan sumber protein (baik nabati maupun hewani) dengan proporsi lebih banyak daripada karbohidrat, Ungkapnya.

Pola asuh stunting juga dipengaruhi aspek perilaku, terutama pada pola asuh yang kurang baik dalam praktek pemberian makan bagi bayi dan balita, dimulai dari edukasi tentang kesehatan reproduksi dan gizi bagi remaja sebagai cikal bakal keluarga, para calon ibu memahami pentingnya memenuhi kebutuhan gizi saat hamil dan stimulasi bagi janin, serta memeriksakan kandungan empat kali selama kehamilan, bersalin di fasilitas kesehatan, lakukan inisiasi menyusu dini (IMD) dan berupayalah agar bayi mendapat colostrum air susu ibu (ASI), berikan hanya ASI saja sampai bayi berusia 6 bulan, setelah itu, ASI boleh dilanjutkan sampai usia 2 tahun, namun berikan juga makanan pendamping ASI. Jangan lupa pantau tumbuh kembangnya dengan membawa buah hati ke Posyandu setiap bulan, Katanya Nurja.

Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah berikanlah hak anak mendapatkan kekebalan dari penyakit berbahaya melalui imunisasi yang telah dijamin ketersediaan dan keamanannya oleh pemerintah, masyarakat bisa memanfaatkannya dengan tanpa biaya di Posyandu atau Puskesmas,  Terangnya.

Sanitasi dan akses air bersih, Rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan, termasuk di dalamnya adalah akses sanitasi dan air bersih, mendekatkan anak pada risiko ancaman penyakit infeksi, untuk itu perlu membiasakan cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir, serta tidak buang air besar sembarangan.

Pola asuh dan status gizi sangat dipengaruhi oleh pemahaman orang tua (seorang ibu) maka, dalam mengatur kesehatan dan gizi di keluarganya, karena itu, edukasi diperlukan agar dapat mengubah perilaku yang bisa mengarahkan pada peningkatan kesehatan gizi ibu dan anaknya, Tutupnya.

Mengakhiri kegiatan ini, Komandan SSK Satgas Opster TNI Pulau Haruku Kapten Inf Abdul Wahab Tuahena, S.H., mengajak warga negeri kariu untuk bisa menerapkan dalam kehidupan keluarganya masing-masing, mari kita cegah stunting dengan perbaikan pola makan, pola asuh dan sanitasi serta ucapan terimakasih kepada warga masyarakat yang ikut serta dalam pelaksanaan kegiatan ini semoga dapat memberikan edukasi dan manfaat bagi warga di Negeri Kariu,

(Muhammat Nurlette)

Komentar