Sambangi Kantor Percepatan Pembangunan Kawasan Teluk; ABT Jelaskan Filosofis Grand Desain Kota Satu Tungku Tiga Batu

Fakfak, Kabarsulsel-Indonesia.com; Kehadiran rombongan delegasi 4 (empat) Kabupaten di Fakfak dalam rangka mengikuti pertemuan membahas Calon Daerah Otonomi Baru (DOB) Provinsi Papua Barat Tengah menjadi momentum istimewah dan tak pelak menjadi sorotan media.

Meski dalam pertemuan yang digelar di winder tuare Kabupaten Fakfak ini sarat dan terbilang alot serta banyak menimbulkan friksi yang berujung pada walk outnya delegasi dari Kabupaten Teluk Bintuni, namun dalam pertemuan tersebut berhasil menelurkan sejumlah kesepakatan yang pada gilirannya akan ditindak-lanjuti demi mewujudkan visi Pemekaran Provinsi Papua Barat Tengah sebagai sebuah Daerah Otonomi Baru di Wilayah Adat Bomberay.

Salah satu kesepakatan bersama yang terhasilkan dalam pertemuan ini yaitu masing-masing kabupaten telah mengusulkan letak wilayah calon ibu kota Prov. kepada tim penyusun kajian akademis DOB yang mana usulan letak wilayah ibu kota antara lain sebagai berikut :

  • Kabupaten Fakfak mengusulkan Ibu Kota Provinsi Papua Barat Tengah berada di Distrik Bomberay dan Tomage mengingat representase nama dan kebesaran wilayah adat Bombaray.
  • Kabupaten Kaimana mengusulkan letak Ibu Kota Provinsi Papua Barat Tengah di wilayah Kabupaten Kaimana tepatnya berada di wilayah Distrik Teluk Arguni dan Distrik Arguni Bawah.
  • Kabupaten Teluk Wondama mengusulkan letak ibu Kota provinsi Papua Barat Tengah di wilayah administratif pemerintahan Kabupaten Teluk Wondama tepatnya di Distrik Nikiwar, Distrik Windesi dan Distrik Wamesa sebagai alternatif pertama, serta titik tengah dari empat kabupaten sebagai alternatif kedua;
  • Kabupaten Teluk Bintuni mengusulkan letak ibu kota Provinsi Papua Barat Tengah harus di Kabupaten Teluk Bintuni.

Saat menyambangi Kantor Sekretariat Percepatan Pembangunan Kawasan Teluk Provinsi Papua Barat di Distrik Tomage bersama rombongan ramah-tamah dari Kabupaten Kaimana sekaligus menjemput rombongan yang berasal dari Kabupaten Teluk Bintuni yang melewati Aroba, Sekretaris Daerah Kabupaten Fakfak Drs. Ali Baham Temongmere, M.TP menyampaikan opening ceremony sebagai statemen penyambutan para rombongan ramah tamah.

Dalam ulasannya Sekda Fakfak yang akrab di panggil ABT menyampaikan kilas balik upaya mendorong pemekaran Provinsi di Kawasan Teluk yang dimotorik oleh Bupati Fakfak di rezim pemerintahan Wahidin Puarada, Kaimana di rezim pemerintahan Hasan Achmad, Teluk Bintuni di rezim Alfons Manibuy dan Teluk Wondama Alebert Torey. Ungkap ABT

ABT juga menyampaikan sejogyanya bangunan yang saat ini digunakan sebagai Kantor Distrik Tomage merupakan sekretarit bersama 4 Kabupaten untuk mencetuskan gagasan mendorong percepatan pembangunan pemekaran provinsi nuueva di kawasan teluk. Ujar ABT.

Dikatakan pula oleh ABT, saat itu dirinya masih menjabat sebagai Kepala Bappeda Fakfak dan ditugaskan untuk merancang sebuah kota di Bomberay. Dirinya (Baca : ABT) selanjutnya menggaet Ahli Tata Kota dari Universitas Gadjah Mada dan mulai membuat desain kota dengan pendekatan metodologi teosentrisme mengadopsi parang tritis, gunung merapi, dan jalan Malioboro. Tegas ABT dengan berapi-api.

Lanjut ABT pula dengan menempatkan filosofi Gunung merapi maka kota ini di sebut sebagai kota satu tungku tiga batu, imaginernya adalah Pantai Babo menuju ke dua gunung yaitu gunung Baham dan gunung Nabi yang secara filosofis menggambarkan perjalanan manusia menuju Sang Pencipta. Ucap ABT.

Menutup statemennya, ABT kembali bertutur jika dirinya telah lama merindukan kehadiran kota yang secara filosofis memiliki ikatan spiritual yang kuat yang dapat diejawantahkan dan merepresentasekan kehidupan satu tungku tiga batu yang merupakan perekat masyarakat di wilayah kawasan teluk ini. Tutup ABT.

 

(Red)

Komentar