Revitalisasi Bahasa Tarangan Barat, ini penjelasannya

Uncategorized200 views

Kabarsulsel.lndonesia.com. Dobo (Kepulauan aru),- Bahasa Daerah atau bahasa lokal merupakan bagian dari dalam suatu komunitas dan juga bahasa daerah merupakan aset penting guna memacu pertumbuhan ekonomi lokal. Untuk itu hal ini menjadi tanggung jawab kita sebagai warga negara untuk tetap menjaga serta melestarikan bahasa ibu dan kekayaan daerah kita.

Demikian hal ini disampaikan asisten 3 bidang administrasi umum setda kepulauan Aru Aries Gainau saat membacakan sambutan bupati dr Johan Gonga dalam acara Festival Revitalisasi Bahasa Tarangan Barat yang di gelar oleh kantor Bahasa Provinsi Maluku bekerja sama pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Aru di lapangan Yos Sudarso dobo, (16/10/2024).

Dikatakan saat ini ancaman terhadap keberadaan bahasa Ibu sangat besar oleh karena itu kali ini untuk pengembangan bahasa Ibu secara khusus, bahasa Tarangan barat melalui berbagai kegiatan maupun dalam sekolah pada umumnya dan masyarakat artinya adalah bahasa Indonesia melihat penting nya bahasa sebagai penyangga bagi semua elemen untuk mempertahankan bahasa ini sebab bahasa dan budaya menjadi dua hal yang paling terintegrasi.

“Dua aspek ini bagaikan dua keping mata uang yang tidak dapat dipisahkan dalam kamus bahasa Indonesia dikatakan bahwa bahasa Ibu merupakan bahasa yang pertama kali dikuasai seseorang dan selalu dipakai dalam berkomunikasi dengan keluarga dan lingkungannya oleh karena itu bahasa ibu dapat digunakan sebagai pengantar dalam membantu anak memahami materi pembelajaran. Selain bahasa Indonesia, guru pun perlu menguasai bahasa daerah” Ungkap Gainau

Olehnya Gainau berharap kegiatan festival Tunas bahasa ibu yang bertajuk bahasa Tarangan Barat ini dapat di ikuti dan di manfaatkan oleh semua.

Sementara itu perwakilan kantor Balai Bahasa Provinsi Maluku Tity dalam sambutannya mengatakan bahasa-bahasa daerah yang terancam punah terbanyak terdapat di wilayah Indonesia bagian timur dengan jumlah penutur yang sangat minim.

“Bahasa tersebut memiliki jumlah penutur sedikit bahkan sudah mulai ditinggalkan oleh penuturnya nah bahasa-bahasa daerah kita di Maluku ini masuk ke dalam kategori. Di Maluku kita punya 70 bahasa daerah yang telah terdaftar oleh balai bahasa provinsi Maluku dan 62 bahasa ada di peta bahasa badan pengembangan dan pembinaan bahasa bayangkan betapa banyaknya wilayah kita dengan bahasa daerah lalu mengapa penuturnya itu makin sedikit ” Bebernya

Dikatakan yang menjadi kendala sehingga banyak penutur bahasa daerah menjdi berkurang dikarenakan anak-anak pada zaman sekarang tidak lagi menggunakan bahasa daerah lantaran tidak di ajarkan oleh orang tuanya.

“Mengapa penutur bahasa daerah itu makin sedikit bahkan ada yang sudah tidak ada lagi penduduknya karena anak-anak tidak lagi menggunakan bahasa itu karena orang tuanya tidak mengajarkan bahasa daerah tersebut. Kemungkinan kedua ada yang melarang penggunaan bahasa itu, dan yang ketiga ada bencana besar atau perang yang menyebabkan hilangnya semua orang yang menggunakan sebuah bahasa daerah.

Olehnya lanjut Tity, pada saman generasi sekarang bahasa tersebut kembali di revitalisasi guna menguatkan sehingga bahasa daerah dapat di lestarikan melalui festival tunas bahasa ibu.

” Bahasa ini kita merevitalisasi, menguatkan kembali memelihara bahasa daerah kita diantaranya melalui festival tunas bahasa ibu untuk Sumatera Selatan Barat di Kabupaten Kepulauan Aru ” Ujarnya

Dikatakan pula bahwa perjalanan Radikalisasi Bahasa Daerah (RBD) merupakan perjalanan yang panjang tapi harus kita nikmati mulai dari koordinasi kemudian ada koordinasi, ada pelatihan pengajar utama, pemantauan dan evaluasi serta yang pasti adalah pembelajaran bahasa daerah hingga akhirnya kita sampai pada festival tunas bahasa Inggris.

“Dari kelima langkah itu kita telah sampai pada langkah yang kelima, dan ini perjanjian dari tingkat kabupaten provinsi sampai dengan tingkat nasional untuk provinsi Maluku Tahun 2022 yang lalu kita sudah mulai merevitalisasi 3 bahasa yaitu bahasa di Kabupaten Buruh, bahasa Kei di Kabupaten Maluku tenggara, di Kabupaten Kepulauan Tanimbar. Kemudian pada tahun 2023 kemarin kita menambah dua bahasa lagi yaitu bahasa Seram di Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) dan tentu saja bahasa yang hari ini kita melaksanakan festival tunas bahasa daerahnya yaitu bahasa Tarangan Barat di Kabupaten Kepulauan Aru. Tuturnya

Terselenggaranya kegiatan ini lanjut Tity atas dasar membangun Mitra dengan setiap daerah kabupaten kota yang menjadi sasaran di revitalisasi bahasa dalam menggalakkan serta melestarikan budaya bahasa daerah.

“Kita lakukan dengan dasar berfokus berkelanjutan dan bermitra artinya setiap kabupaten yang menjadi wilayah sasaran rbd akan terus bermitra dalam menggalakan perlindungan dan pelestarian bahasa daerah dengan RBD sampai daerahnya menemukan sendiri menyemarakkan festival tunas bahasa ibu di Kabupaten Kepulauan Aru sekaligus selebrasi Frida duta bangsa festival kebahasaan ini merupakan bagian dari tindakan dalam merevitalisasi bahasa sebagaimana yang dinyatakan oleh badan pengembangan dan pembinaan bahasa dalam garis besar program perlindungan bahasa.” Ungkapnya lagi

Selain itu di jelaskan pulan kegiatan ini merupakan bagian dari merdeka belajar episode ke-17 yaitu revitalisasi bahasa daerah.

“Mari kita ingat bersama bahwa ini adalah festival tempat kita menunjukkan hasil pembelajaran ekstrakurikuler bahasa daerah yang sudah dilakukan. Ada tujuh kegiatan kreatif yang mewadahi penggunaan bahasa daerah yaitu dalam menulis dan membaca puisi mendongeng menyanyi nyanyian rakyat melawan tunggal, menulis cerpen, berpidato dan menulis surat.” Tandasnya

“Tujuan kita bukan untuk menang atau bersaing dengan sekolah lain tujuan kita adalah untuk menunjukkan bahwa bahasa daerah kita dapat kita lestarikan karena kita pakai untuk tujuan-tujuan kreatif. Mari tunjukkan bahwa mampu berbahasa Tarangan Barat adalah hal yang membanggakan bagi anak-anak Tarangan dan pula tunas bahasa ibu yang tinggal di bumi Jargaria.”

(Meki)

Komentar