Fakfak, Kabarsulsel-Indonesia.com | Pala Tomandin, komoditas unggulan khas Fakfak, kembali membuktikan diri sebagai penopang utama perekonomian daerah.
Hingga akhir September 2025, sektor retribusi pala mencatatkan angka penerimaan mencapai Rp282.287.500. Capaian itu dihimpun hanya dalam waktu lima bulan sejak sistem retribusi resmi diberlakukan pada April 2025.
Plt. Kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Fakfak, Widhi Asmoro Jati, ST, MT, menjelaskan, retribusi diperoleh dari perdagangan antar pulau komoditas pala serta penjualan bibit pala Tomandin bersertifikat.
“Ini bukan sekadar angka, tapi bukti nyata bahwa ketika dikelola dengan baik, potensi lokal seperti pala bisa memberi dampak besar bagi kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Dari sisi produksi, Fakfak berhasil mencatat volume perdagangan mencapai lebih dari 1.338 ton pala. Rinciannya, pala kulit menyumbang porsi terbesar sebesar 78,26%, disusul pala ketok 9,51%, dan fuli atau bunga pala 13,25%.
Sementara itu, bibit pala Tomandin bersertifikat yang dipasarkan selama periode ini mencapai 14.045 bibit. Angka-angka tersebut menunjukkan geliat sektor pala yang terus tumbuh seiring dengan meningkatnya kesadaran para pelaku usaha dalam memenuhi kewajiban retribusi.
Lebih jauh, Widhi menilai kesuksesan ini lahir dari kombinasi tiga faktor utama. Pertama, meningkatnya kepatuhan pelaku usaha pala dalam membayar retribusi. Kedua, sistem pemungutan yang kini berjalan lebih transparan dan akuntabel. Ketiga, komitmen pemerintah daerah yang memberi dukungan berupa fasilitas, regulasi, dan pendampingan kepada petani serta pengusaha pala.
“Kesadaran para pelaku usaha membayar retribusi bukan hanya bentuk kepatuhan pada aturan daerah, tapi juga kontribusi langsung bagi pembangunan. Dana ini kembali ke masyarakat dalam bentuk pelayanan publik, infrastruktur, dan program-program yang mendukung sektor perkebunan,” tambahnya.
Pemerintah daerah pun menyampaikan apresiasi kepada para pelaku usaha perdagangan pala antar pulau, penangkar bibit pala, hingga pihak-pihak yang turut menjaga tata kelola komoditas ini.
Menurut Widhi, kemitraan sehat antara pemerintah dan pelaku usaha adalah kunci menjaga keberlanjutan ekonomi daerah.
Ke depan, Dinas Perkebunan Fakfak menegaskan akan terus memperkuat pelayanan, memperbaiki infrastruktur pendukung, serta memperluas jangkauan distribusi pala Tomandin ke pasar yang lebih luas.
Langkah itu dilakukan agar manfaat pala tidak hanya dirasakan dalam bentuk penerimaan kas daerah, melainkan juga peningkatan kesejahteraan petani dan masyarakat Fakfak secara menyeluruh.
“Pala bukan hanya komoditas, tapi identitas Fakfak. Kita harus menjaganya bersama, karena dari pala inilah kita membangun masa depan yang lebih sejahtera,” tutup Widhi.
Komentar