Ambon, Kabarsulsel-Indonesia.com;
Keputusan Anis Rasyid Baswedan (Balon) Presiden yang memilih Muhaimin Iskandar sebagai (Balon) Wakil Presiden 2024-2029, mendapat sikap tegas dari Partai Demokrat. Pasalnya pada 14 Oktober 2022 lalu, ketua DPP Partai Demokrat Michael Wattimena secara tegas telah mendeklarasikan mendukung pasangan A’A, Anis Rasyid Baswedan dan Agus Harimurti Yudoyono. Menyikapi hal tersebut Ketua DPP Partai Demokrat Michael Wattimena menyikapi dengan tegas mencabut dukungan Partai Demokrat dari Anis Baswedan.
Pernyataan sikap tersebut disampaikan kepada awak media melalui konfrensi pers, di Rumah Makan Dua Ikan Lateri Ambon, Rabu 06/092023.
“Oktober 2022 di tempat ini restoran dua ikan kami mendeklarasikan dukungan dari relawan beta suka A’A, Anis, AHY untuk pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden.
Hampir setahun lamanya proses itu kami nantikan, tapi akhir dari Story atau narasi yang sama-sama kita tahu bahwa Pak Anis tidak bersama dengan pak AHY.
Makanya pada hari ini hari ini, Rabu 6 September 2023 kami relawan Beta suka A’A akan menyampaikan pernyataan sikap kita terkait dengan pasangan Anis dan AHY melalui relawan beta suka A’A, ungkapnya.
“Kami sebagai relawan Beta suka A’A Anis AHY yang dideklarasikan di Ambon pada tanggal 14 Oktober 2022 dengan ini menyampaikan pernyataan sikap kami untuk mencabut dukungan terhadap Anies Baswedan sebagai bakal calon Presiden Republik Indonesia 2024 2029. Hal ini disebabkan karena kami relawan Beta suka A’A, merasa tidak sesuai lagi dengan komitmen awal perjuangan untuk mendukung pasangan Anis AHY. Kami tetap bersemangat mendukung penuh pemimpin muda masa depan Indonesia Agus Harimurti Yudhoyono,”tegas relawan membacakan pernyataan sikap mereka.
Lebih ditegaskan Wattimena, relawan beta suka A’A pada 6 September dimana kami relawan A’A mencabut dukungan terhadap Anis Rasyid Baswedan yang saat ini telah mendeklarasikan diri dengan Muhaimin Iskandar.
Terkait pengalihan dukungan partai Demokrat, Senin tanggal 4 itu, kita melakukan rapat DPP Partai Demokrat, dan di situ AHY telah menyampaikan hasil pertemuan dalam rapat pleno di lapangan politik di DPP Partai Demokrat.
Masalah dukungan Demokrat ini akan kemana lanjut Wattimena, itu memang sesuai dengan adrt kita, wewenang ada di majelis tinggi partai yang Ketua Majelis tinggi partai adalah Pak SBY Susilo Bambang Yudoyono, dan wakil ketuanya adalah AHY. Tapi saya juga harus bisa menggambarkan atmosfer dalam rapat pleno DPP, memang ada pandangan-pandangan yang disampaikan dalam rapat itu.
Memang ada banyak dialogis karena tidak monoton ketua umum menyampaikan pandangan tetapi kami juga dari pengurus DPP sebagai anggota pleno juga menyampaikan pandangan. Dan pandangan-pandangan yang disampaikan, saya mencoba untuk mengkalkulasikan dari hadirin yang hadir, maka memang ada arah-arahnya untuk berkoalisi. sebagian besar itu keinginannya berkoalisi dengan Pak Ganjar Pranowo, tapi ada juga ke Prabowo.
semua itu diserahkan kepada majelis tinggi partai. kira-kira itu gambarannya yang bisa di sampaikan secara jujur karena memang saya hadir di dalam rapat pleno PBB Partai Demokrat mungkin tidak lama lagi kita akan melihat kejutan-kejutan yang akan terjadi dalam membangun koalisi Partai Demokrat dengan pasangan bakal calon presiden dari Koalisi mana.
Itu gambaran atmosfer yang bisa saya tangkap di rapat pleno DPP Partai Demokrat tapi semuanya itu adalah kewenangan majelis tinggi partai, jelasnya.
Ditambahkan juga terkait pergantian AHY dengan Sandiaga Uno, skenario itu juga bagian dalam rapat kita, tapi kita tidak mau berandai-andai dan tidak mau mengambil resiko yang berlebihan, karena ketika Katakanlah PKS, PPP dan Demokrat ini ketiganya harus utuh, karena kalau satu saja yang nanti tidak bersama-sama maka pasangan itu akan tidak akan bisa dilanjutkan proses ke KPU dan pada saat kami lakukan simulasi-simulasi tidak mau nengambil risiko seperti itu, sehingga lebih baik dengan apa yang sudah ada kita mencoba untuk menganalisis sehingga disitulah akan menjadi pelabuhan dari Partai Demokrat dengan dua koalisi ya ada, urainya.
Seperti yang tadi disampaikan itu benar bahwa ada exercise seperti begitu ada simulasi seperti itu tapi itu memiliki resiko yang sangat tinggi sekali karena kalau satu saja meninggalkan maka itu bisa beresiko untuk 2024 dan dampak itu nanti juga bisa ke 2029 apalagi kalau misalnya ditimjuri time itu Salah satu partai menarik diri dan itu akan beresiko kedepan, tutup BMW
Komentar