Ratusan Guru Fakfak Menuntut Kepastian TPP dalam Apel Pagi Bersama

Fakfak, Kabarsulsel-Indonesia.com |  Ratusan tenaga pengajar dari Organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Fakfak menggelar apel pagi bersama di halaman kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Fakfak.

Kegiatan ini tidak hanya sebagai bentuk kebersamaan, tetapi juga merupakan aksi protes terkait ketidakpastian pembayaran Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) yang hingga kini belum jelas.

Ketua PGRI Fakfak, Amin Jabir Suaery, menjelaskan kepada media bahwa sesuai Peraturan Mendagri, tenaga pendidik yang telah tersertifikasi tidak berhak menerima TPP.

Namun, setelah dua minggu berkomunikasi dengan Bupati, Sekda, dan mengikuti pertemuan daring dengan Kemendagri, Kementerian memberikan kewenangan kepada daerah untuk menentukan kebijakan anggaran TPP sesuai kebutuhan lokal.

Sayangnya, Amin mengungkapkan, semalam Kasubag Keuangan menginformasikan bahwa baik tenaga pendidik bersertifikasi maupun non-sertifikasi tidak akan menerima TPP.

Hal ini mengacu pada aturan yang menyatakan bahwa tenaga pendidik non-sertifikasi yang telah menerima Tambahan Penghasilan (Tamsil) tidak berhak mendapatkan TPP.

Dengan demikian, seluruh guru di Fakfak akan kehilangan hak TPP mereka, tanpa memandang status sertifikasi.

Menanggapi situasi ini, Amin menyatakan bahwa PGRI akan mengajukan audiensi dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Kabupaten Fakfak pada Senin, 9 September 2024, untuk mencari solusi atas masalah ini.

Amin juga meminta pemerintah kabupaten Fakfak untuk melakukan kajian mendalam mengenai aturan terkait TPP dan Tamsil, mengingat keduanya bersumber dari pos anggaran yang berbeda.

Amin menyesalkan bahwa masalah TPP muncul menjelang pemilihan kepala daerah, yang dinilai berdampak negatif pada proses penyelenggaraan pendidikan.

Menurutnya, informasi ini seharusnya disampaikan lebih awal untuk menghindari kesalahpahaman di kalangan tenaga pendidik.

Selama apel pagi tersebut, ratusan tenaga pendidik hadir dari pukul 08.00 hingga 09.30 WIT. Namun, sejumlah tenaga pendidik merasa terganggu dan tidak nyaman dengan kehadiran media, hingga terjadi sorakan terhadap jurnalis yang meliput acara tersebut.

Komentar