Kabarsulsel-indibesia.com – Dibatasinya ruang komunikasi masyarakat dengan Presiden RI Jokowi membuat geram aktivis Agustinus Rahanwarat saumlaki 01/09/2022.
Dirinya sangat kecewa dengan protokoler presiden karna tidak membuka ruang kepada masyarakat tanimbar dengan orang No 01 RI, akhirnya dirinya siap lakukan aksi demonstrasi di silang Monas Jakarta 18 Agustus yang tak lama berselang membuat Presiden Jokowi datang di Tanimbar dan belum bisa dijadikan kesempatan untuk masyarakat menyampaikan kondisi riil terkait masalah pengadaan tanah untuk blok Masela.”Bebernya”
Menurut Rahanwarat bahwa kapan lagi kita bisa menyampaikan kenyataan pahit ini kepada presiden selaku orang No 01 RI, Dan kalau bukan sekarang,kapan lagi waktunya.?Terus, kehadiran presiden ke kabupaten kepulauan Tanimbar ini untuk apa? Apa hanya jalan-jalan,ataukah lagi kunjungan kerja.” Hal seperti ini harus berikan ruang untuk masyarakat dan juga pertemuan tak terbatas dengan para tokoh-tokoh masyarakat, demikian kata Rahanwarat.
Lanjut Rahanwarat jika kesempatan untuk besok gelar aksi maka sudah tentu jadi perhatian oleh Bapa Presiden. Karna tentu energi terkuras saat demo di Jakarta beberapa waktu lalu, Tapi kok beliau datang di Tanimbar ini kenapa harus tutup ruang komunikasi dengan masyarakat tanimbar,jangan kita pakai alasan keamanan segala,karna kami warga masyarakat Tanimbar bukan teroris dll,dan apa memangnya masuk ring 1 tidak diperiksa ketat? Itu hanya alasan saja untuk membatasi ruang komunikasi kepada kami masyarakat Tanimbar dan tak ada gunanya kalau orang No RI datang di salah satu daerah kepulauan baru tidak dapat masukan dari masyarakat, pungkas Rahanwarat yang cukup tegas dan lantang.
Oleh sebab itu Dirinya berniat agar besok tetap melakukan aksi dan tujuanya bukan melawan kebijakan presiden atau negara, tetapi melainkan aksi itu supaya diketahui bapak presiden bahwa ada mafia yang sedang menyusahkan rakyat soal pengadaan tanah pulau Nustwal desa Lermatang untuk PSN blok Masela. untuk itu kita teriak biar Bapa Presiden bisa langsung dari masyarakat bukan lewat kaki tangan bahkan juga protokoler.”tutup”
(JCS)
Komentar