Maluku Tenggara, Kabarsulsel-Indonesia.com | Aksi demonstrasi menuntut pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang (PSU) oleh pendukung pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Maluku Tenggara nomor urut 01, Martinus Sergius Ulukyanan – Ahmad Yani Rahawarin (Maryadat), memanas hingga berujung pada pemblokiran jalan dan pembakaran ban bekas di kawasan Lampu Merah, Ohoijang, Selasa (3/12/2024). Insiden ini menyebabkan kemacetan parah di jalur utama wilayah tersebut.
Ratusan massa dari berbagai Ohoi (kampung) memadati lokasi aksi sambil bergantian melakukan orasi. Mereka menuntut Komisi Pemilihan Umum (KPU) segera merealisasikan PSU yang dinilai sebagai bentuk keadilan bagi masyarakat.
Selain itu, massa meminta penangguhan rekapitulasi suara tingkat Kecamatan Kei Kecil hingga PSU terlaksana.
“Kami minta rekapitulasi suara Kecamatan Kei Kecil ditangguhkan hingga PSU digelar. KPU harus menunjukkan komitmennya untuk menyelenggarakan pemilihan yang adil dan transparan,” ujar salah satu orator, Agli Harto Elkel, dalam orasinya.
Menurutnya, aksi protes ini merupakan bukti ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja KPU dan Bawaslu yang dinilai tidak mampu menjaga integritas pemilu.
“KPU telah gagal menjunjung keadilan. Mereka tidak konsisten dalam menjalankan tanggung jawab, sehingga rakyat merasa dikhianati oleh janji-janji yang mereka buat,” tegasnya.
Massa mengungkapkan kekecewaan mendalam atas janji yang sebelumnya disampaikan oleh pihak penyelenggara pemilu.
“Hari Jumat kemarin kami dijanjikan PSU akan segera digelar, tetapi hingga hari ini tidak ada kepastian. Kami hanya meminta proses ini segera diselesaikan,” ujar orator lainnya.
Situasi semakin memanas ketika massa mulai membakar ban bekas di tengah jalan, memblokir akses dari jalur Kodim 1503 hingga ke Jalan Veteran dan Leinmard. Kemacetan panjang tak terhindarkan, mengganggu aktivitas masyarakat sekitar.
Hingga berita ini diturunkan, pihak KPU Maluku Tenggara belum memberikan tanggapan resmi terkait tuntutan massa. Aksi demonstrasi ini menjadi peringatan keras bahwa proses pemilu yang tidak transparan dapat memicu ketidakstabilan sosial yang lebih luas.
Komentar