Prosesi Pawai Subuh Suci di Jepara Diikuti Ribuan Jemaat GITJ Margokerto

Jepara, Kabarsulsel-Indonesia.com | Ribuan anggota jemaat GITJ Margokerto, Desa Bondo, Jepara kembali menggelar ritual Pawai Subuh Suci, Minggu (20/4-2025). Dengan membawa obor dan lampian jemaat berjalan berkeliling dukuh sembari menyanyikan lagu untuk memuji kebesaran Tuhan. Tradisi yang telah dimulai 37 tahun lalu ini diselenggarakan dalam rangka merayakan kebangkitan Tuhan Yesus

Prosesi Pawai Subuh Suci yang diikuti oleh anak sekolah minggu, pemuda, remaja, komisi wanita dan anggota jemaat yang terbagi dalam 15 kelompok ini dimulai dimulai pada pukul 03.30 WIB.

Pawai subuh suci dimulai dari depan GITJ Margokerto dan dibuka dengan doa oleh guru injil Elia Dwi Apriyanti serta ditandai dengan Penyerahan obor dari tiga hamba Tuhan yang melayani jemaat ini yaitu pendeta Pentakosta Fani,Tri Admono, Elia Dwi Apriyanti.

Sedangkan Pemberangkatan pawai Subuh Suci ditandai dengan pemotongan pita oleh pendeta Tri Admono. Penutupan pawai Subuh Suci dilakukan ibadah di halaman belakang gereja yang dipimpin oleh Pdt Tri Admono.

Prosesi pawai subuh suci yang mulai digelar tahun 1988 semula hanya dilakukan oleh anak-anak sekolah minggu dan diselenggarakan oleh Komisi Sekolah Minggu GITJ Margokerto.

Saat itu diprakarsai oleh Krisworini, Margaret Satumi, Sumarti, Hariyati, dan Sudarmi. Prosesi ini oleh para pemrakarsa disebut sebagai pawai subuh suci. Namun seiring waktu acara ini kemudian diikuti oleh seluruh jemaat

Prosesi diakhiri dengan ibadah Subuh Suci di gereja yang dipimpin oleh Pdt. Tri Atmono. Sebelumnmya ada penyerahan 4 obor dari warga jemaat kepada pendeta Pentakosta Fani S.Th dan Tri Admono, Guru Injil Elia Dwi Apriyanti dan Ketua Majelis Sudi Siswanto.

Jemaat GITJ Margokerto didirikan pada tahun 1901 oleh Guru Injill Esrom bersama 7 temannya diantaranya Kemis, Rojoyo, Saini, dan Menggik. Mereka berasal dari jemaat Pulojati, Pecangaan.

Pembukaan jemaat ini dilakukan atas inisiatif seorang misionarais bernama John Hubert setelah mendapatkan ijin hak erfacht dari pemerintah pada tanggal 20 Mei 1900. Karena itu tanggal 20 Mei kemudian diperingati sebagai hari ulang tahun gereja GITJ Margokerto.

Salah satu jemaat tertua di kabupaten Jepara ini sekarang menjadi jemaat terbesar dengan jumlah warga jemaat sekitar 3000 orang.

Menurut Ketua Umum Majelis GITJ Margokerto Eko Prasetyo, prosesi pawai subuh suci ini merupakan tradisi yang digelar setiap tahun, sejak tahun 1988.

“Ritual itu tetap dipertahankan sampai sekarang karena dinilai sebagai cara yang tepat untuk merayakan kebangkitan Yesus sekaligus menjaga kebersamaan umat,” ujarnya

“Harapan kami dengan semangat kebangkitan Tuhan Yesus ada semangat yang baru dalam semua lini pelayanan, kebersamaan, persekutuan, dan bahkan kreatifitas di tengah-tengah jemaat,” ujarnya.

(Hani K/ Hadi P)

Komentar