AIMAS, Kabarsulsel-Indonesia.com; Anggota Polres Sorong berhasil membekuk dua orang pelaku pencurian kotak suara di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sorong, Selasa (12/9).
Sebelum berhasil membekuk kedua pelaku, anggota sebelumnya telah menentukan cara bertindak (CB) dengan melakukan pemetaan dan penyekatan di sejumlah titik guna menemukan keberadaan pelaku.
Tak butuh waktu lama, kedua pelaku yang melintasi titik-titik pengamanan menggunakan satu unit mobil toyota langsung dihadang oleh puluhan anggota Sat Lantas dan Patmor Polres Sorong yang melakukan pengintaian saat itu.
Tak berjalan mulus, kedua pelaku sempat melakukan perlawanan dengan tidak mengindahkan perintah Anggota yang memintanya membuka pintu. Namun karena sadar sudah dikepung, keduanya akhirnya luluh.
Guna pemeriksaan lebih lanjut, kedua pelaku bersama barang bukti langsung dibawa menuju Mapolres Sorong dan diserahkan kepada Sat Reskrim Polres Sorong.
Demikianlah, simulasi sistem pengamanan kota/ kabupaten (Sispamkota) Tactical Floor Game (TFG) dengan skenario penangkapan pelaku pencurian kotak suara di KPU Kabupaten Sorong.
Kapolres Sorong, AKBP Yohanes Agustiandaru, SH, S.IK, MH mengatakan, simulasi Sispamkota Merupakan langkah awal kesiap siagaan Polres Sorong dalam rangka mengawal tahapan Pemilu tahun 2024.
Disebutkan Kapolres, ekskalasi tahapan pemilu akan semakin meningkat sehingga TNI-Polri dan seluruh stakeholder sudah harus bersiap menyusun strategi pengamanan selama jalannya pelaksanaan Pemilu.
“Dimana dalam situasi kontijensi Polres Sorong harus mampu merespon cepat setiap kedian dengan melakukan pendekatan hingga penjaringan guna mengetahui dan mengamankan pelaku,” ungkap Kapolres.
Sementara itu, TGF sendiri bertujuan untuk menentukan strategi keamanan serta langkah konkret yang akan diambil apabila terjadi tindak pidana yang menonjol seperti pencurian kotak suara, unjuk rasa, dan situasi darurat lainnya.
Simulasi tersebut melibatkan berbagai elemen keamanan, termasuk aparat kepolisian, TNI, dan instansi terkait lainnya. Dalam simulasi tersebut, para peserta dihadapkan pada skenario kontingensi yang mungkin terjadi selama Pemilu, seperti tindakan kriminal dan kerusuhan.
“Dalam TGF ada beberapa skenario yang diperankan, termasuk simulai penangkapan pelaku pencurian kotak suara dan simulasi dalam rangka menghadapi unjuk rasa dari tingkat yang situasi maksud damai dan hijau sampai dengan eskalasi meningkat ke arah anarkis. Skenario yang diperankan merupakan tindakan kriminal yang rumit dan diperlukan perumusan strategi serta langkah-langkah taktis untuk menangani situasi tersebut,” beber Kapolres
Komentar