Binjai, Kabarsulsel-Indonesia.com | Ustad kondang Kota Binjai, Muhammad Alpan Daulay, S.Si., M.Pd., yang juga pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Al Farizi, menuntut keadilan atas kasus penyerangan dan pemukulan terhadap dirinya yang dilakukan oleh TT Khan dan rekan-rekannya pada Selasa, 14 Juli 2024.
Penyerangan tersebut terjadi di rumahnya di Jl. Imam Bonjol, Lk 1, Kelurahan Setia, Kecamatan Binjai Kota, di hadapan keluarganya, santri, dan beberapa saksi lainnya.
Laporan atas penyerangan tersebut telah diajukan ke Polres Binjai dengan nomor LP/B/384/VII/2024/SPKT/POLRES BINJAI/POLDA SUMUT.
Namun hingga kini, Ustad Alpan mengungkapkan kekecewaannya atas lambatnya proses penanganan kasus ini.
“Anehnya, laporan terhadap Kiyai Amar atas tuduhan perzinahan, yang belum memiliki bukti kuat, justru terus diproses cepat. Ini seperti ada yang mengendalikan Polres Binjai agar tidak berani menindak,” ungkap Ustad Alpan.
Ia menduga bahwa Polres Binjai dan oknum terkait tidak memiliki keberanian untuk menangkap TT Khan, yang dikenal memiliki pengaruh besar di Kota Binjai.
Ustad Alpan juga mencurigai adanya praktik suap di antara aparat penegak hukum, yang menyebabkan hukum menjadi tumpul ke atas dan tajam ke bawah.
“Siapa yang punya pengaruh dan uang, dialah pemilik hukum di sini,” tegasnya.
Menurut Ustad Alpan, pada saat penyerangan terjadi, TT Khan sempat diamankan oleh pihak kepolisian dan dimintai keterangan di Polres Binjai.
Namun, TT Khan dan teman-temannya dibebaskan dan hingga kini masih bebas berkeliaran di Kota Binjai.
Saat dikonfirmasi, Kasat Reskrim Polres Binjai, AKP Zuhatta Mahadi, S.T.K., S.i.K., menyatakan bahwa laporan Ustad Alpan sudah diproses, dan TT Khan telah ditetapkan sebagai tersangka.
Kasat juga menambahkan bahwa saat kejadian, TT Khan tidak ditahan, melainkan hanya dimintai keterangan sebagai saksi.
Ia juga membantah adanya penyerangan, dan mengatakan bahwa TT Khan datang ke rumah Ustad Alpan hanya untuk mencari informasi terkait perselingkuhan istrinya.
Menanggapi pernyataan Kasat, Ustad Alpan dengan tegas membantah.
“TT Khan datang bersama empat orang temannya tanpa bertanya apapun. Ia langsung menampar saya di hadapan saksi, termasuk Purnawirawan Kompol AR Pulungan dan putranya, Niko, yang kebetulan sedang berkunjung ke rumah saya,” jelasnya.
Ustad Alpan menilai pernyataan Kasat tidak tepat dan cenderung memihak.
“Kasat tidak ada di lokasi saat kejadian, jadi bagaimana ia bisa memastikan apa yang sebenarnya terjadi? Saya yang mengalami kejadian itu langsung,” tegas Ustad Alpan, menutup pernyataannya kepada awak media.
Komentar