PLN UIP KLB dan Yayasan Parapreneur Resmikan D’MUA Community, Wadah Kewirausahaan Bagi Perempuan Disabilitas

Pontianak, Kabarsulsel-Indonesia com | PLN Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Barat (PLN UIP KLB) bekerja sama dengan Yayasan Parapreneur Indonesia Bahagia meresmikan pembentukan komunitas Disabilitas Make Up Artis (D’MUA) Community, sebagai bagian dari program “Woman Support Woman” Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pelatihan merias bagi perempuan penyandang disabilitas di Kalimantan Barat. Di tanggal 8.september 2024.

Peresmian yang dilaksanakan di Satuperdua Kopitiam ini dihadiri oleh sejumlah tokoh wanita inspiratif yang peduli sosial di Kalimantan Barat, seperti Ketua PMI Kalbar Lismaryani, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalbar Rita Hastarita, dan Sekretaris Dinas Tenaga Kerja Kota Pontianak Heny Sutiany. Acara juga dihadiri oleh 30 perempuan disabilitas yang telah mengikuti pelatihan merias bersama Liyan Mirzani Make Up Studio.

Ketua Yayasan Parapreneur Indonesia Bahagia, Adi Warna, dan Pembina Yayasan, Mustaat Saman, menyampaikan bahwa D’MUA Community adalah komunitas pertama di Kalimantan Barat yang beranggotakan perempuan disabilitas yang bergerak dalam usaha make up artis. Pembentukan komunitas ini merupakan bentuk dukungan PLN terhadap inklusivitas dan pemberdayaan kelompok difabel.

Lismaryani, Ketua PMI Kalbar, mengapresiasi program ini sebagai upaya menghilangkan stigma terhadap penyandang disabilitas. Sementara itu, Liyan Mirzani, influencer kecantikan yang menjadi pemateri dalam pelatihan ini, mengungkapkan kekagumannya atas hasil karya para peserta yang dinilai tidak kalah dari make-up artis profesional.

“Pembina Yayasan Parapreuner Indonesia Bahagia, Mustaat Saman menjelaskan bahwa Yayasan yang dibentuknya merupakan Yayasan Nirlaba yang memiliki visi untuk menciptakan ekosistem entrepreuner yang inklusif dan berkelanjutan untuk meningkatkan kemandirian, daya saing dan kualitas hidup penyandang disabilitas yang bermartabat.

“Kami sangat paham bahwa banyak sekali teman-teman difabel yang ingin meningkatkan kemandiriannya. Untuk itu kami mencoba membentuk Paraprenuer ini dengan menciptakan 100 unit usaha untuk penyandang disabilitas salah satunya yaitu tata rias atau yang lebih dikenal MUA,” jelas Mustaat.

Kami berharap kedepannya dapat menjadi langkah positif semua kalangan baik instansi pemerintah maupun sektro swasta ataupun BUMN dalam mendukung program inklusivitas bagi kelompok difabel. D’MUA Community diharapkan dapat menjadi sarana bagi kelompok difabel untuk mengembangkan keterampilan dan kemandiriannya. Selain itu, komunitas ini juga dapat menjadi sarana untuk menghilangkan stigma masyarakat terhadap kelompok difabel,” harap Mustaat.

“Sengaja kami mengundang beberapa tokoh wanita inspiratif yang sangat peduli pada aspek sosial, ibu Lismaryani, ibu Rita dan ibu Heny. Semoga dengan hadirnya para tokoh wanita inspiratif ini mampu menjadi pembina dalam keberlanjutan program kewirausahaan yang dikelola oleh para perempuan penyandang disabilitas perempuan di Pontianak dan sekitarnya,” imbuh Mustaat.

Salah satu peserta, Andi Syafira, seorang perempuan disabilitas netra, mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada PLN dan Yayasan Parapreneur. “Program ini membuat kami merasa terharu karena diberikan kesempatan yang sama untuk mencoba dunia profesionalisme yang berbeda,” ujarnya.

PLN dan Yayasan Parapreneur Indonesia Bahagia berharap program ini dapat menjadi langkah awal yang positif dalam meningkatkan kemandirian ekonomi bagi perempuan disabilitas dan terus didukung oleh berbagai pihak untuk keberlanjutan program.

Komentar