Fakfak, Kabarsulsel-Indonesia.com | Fakfak bersiap memasuki peta baru kelistrikan Papua Barat. Setelah lama menjadi wacana, PLN Fakfak akhirnya naik status dari Unit Layanan Pelanggan (ULP) menjadi Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3).
Kenaikan kelas ini menandai perubahan penting bagi wilayah yang selama bertahun-tahun menagih layanan energi yang lebih sigap dan terencana.
Kabar itu dikonfirmasi oleh Manager PLN ULP Fakfak, Khaerul Mafazi. Melalui pesan singkat, ia memastikan proses administrasi dan struktur kelembagaan telah rampung.
“Benar, Fakfak ditetapkan sebagai UP3. Nantinya kami membawahi ULP Kaimana, ULP Fakfak Kota, dan rencana pemekaran ULP Bomberay,” kata Khaerul.
Peralihan ini menggeser posisi Fakfak dari sekadar titik layanan menjadi pusat komando regional. Keputusan teknis yang dulu harus menunggu persetujuan wilayah lain kini dapat diambil langsung di Fakfak.
Artinya respons gangguan bisa lebih cepat, pengembangan jaringan lebih terarah, dan perencanaan energi dapat mengikuti ritme pertumbuhan ekonomi setempat.
Di balik perubahan struktur tersebut, mengalir satu arus politik yang tak bisa diabaikan. Peningkatan status ini sekaligus menjadi wujud dari komitmen Bupati Samaun Dahlan dan Wakil Bupati Donatus Nimbitkendik dalam 32 Program Santun Membara.
Dalam dokumen janji politik itu, keduanya menempatkan infrastruktur dasar, terutama listrik, sebagai prioritas pembangunan. Pemerintah daerah selama ini mendorong PLN agar Fakfak tidak hanya menjadi pengguna kebijakan, tetapi pengendali kebijakan kelistrikan di wilayah Papua Barat.
Bagi daerah seperti Bomberay, Tomage, dan sejumlah kampung yang sering hidup dalam ketidakpastian arus listrik, status UP3 membawa harapan yang lebih konkret.
Armada teknis akan diperkuat, jaringan distribusi diperluas, dan koordinasi dengan Kaimana menjadi lebih ringkas. Fakfak, untuk pertama kalinya, menjadi pusat gravitasi energi di sudut Papua Barat.
Dalam kota yang dibangun oleh persilangan budaya dan sejarah rempah, penguatan layanan listrik bukan sekadar peningkatan fasilitas, tetapi penanda era baru. Pemerintah daerah menyebut ini sebagai titik balik, sementara warga melihatnya sebagai awal dari janji yang mulai ditepati.
Perjalanan masih panjang. Jaringan harus diperkuat, pembangkit mesti disesuaikan dengan kebutuhan masa depan, dan layanan publik dituntut tetap stabil. Namun untuk saat ini, Fakfak telah melangkah satu level lebih tinggi.
Lampu-lampu kota mungkin masih berkedip di malam tertentu, tetapi arah perjalanannya kini lebih jelas: dari pesisir sunyi menuju pusat energi yang berdiri di rumahnya sendiri.









Komentar