Langgur, Kabarsulsel-Indonesia.com | Pj. Sekda Malra Nico Ubro menghadiri pembukaan Dialog Lintas Agama, Lintas Generasi Tahun 2024 kerjasama Pemuda Maluku Tenggara dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Malra di Ballroom Aurelia Hotel Langgur Kamis, (25/4/2024).
Mengutip pernyataan Perdana Menteri Inggris Margareth Thecer, sosok perempuan pertama yang mengatakan bahwa perhatikan apa yang anda pikirkan, karena akan melahirkan perkataan.
“Perhatikan apa yang anda katakan, karena akan melahirkan tindakan (aaction), perhatikan tindakan anda dan diulangi terus akan melahirkan kebiasaan (habits), perhatikan kebiasaan-kebiasaan anda karena akan melahirkan karya dan perhatikan karya anda karena akan menjadi keberuntungan atau kecelakaan” katanya.
Ucapan diatas bagi Ubro menarik untuk dicermati dengan baik, betapa tidak, kondisi sosial, ekonomi, budaya dan peradaban kita saat ini mengalami proses turbulensi yang mengharuskan sang pilot untuk segera melakukan tindakan penyelamatan dalam penerbangan, ketika kondisi buruk dan emergency.
“Artinya sebagai unsur penanggung jawab, baik sebagai pemerintah, tokoh agama, tokoh perempuan, tokoh pemuda, kita adalah tem work yang memiliki kesamaan visi dan misi untuk merawat masyarakat kita, masyarakat Maluku Tenggara, Negeri Evav yang kaya akan adat istiadat (local wisdom)” tutur Sekda.
Ubro dengan jujur mengatakan bahwa pada beberapa bulan terakhir ini sering terjadi gesekan-gesekan social yang memicu terjadinya ketegangan antar warga masyarakat.
Dirinya menyebut fenomena ini, jika terus dibiarkan tanpa tindakan positif, terarah, matang dan persuasif dari kita, maka akan melahirkan benih-benih kebencian dan kekacauan yang jauh lebih besar.
Seiring perajalanan waktu, benih-benih kasih sayang, saling menghormati, saling gotong-royong, saling harmonis antar kita kian terkikis. Pesan para leluhur Evav-Kei:
“Vuut Ain Mehe Ngivun, Manut Ain Meher Tilur, Suuk Reen, Seang Fangnanang, Blet
Hormat” kini tinggal menjadi kenangan, tanpa narasi dan literasi.
Untuk itu, dirinya mengajak semua pihak untuk merawat kembali kebesaran adat istiadat Kei dengan menjaga ucapan, kebiasaan, tindakan, gagasan serta karya.
“Ingat bahwa, sejarah enggan menulis nama kita, ketika generasi ini tidak bisa kita merawatnya dengan motto kita: Mengumpulkan yang tersesak, Menyambung yang terputus, dan Menyatukan yang tercerai” beber Nico.
Kegiatan dialog ini lanjut Ubro penting dan strategis, untuk merumuskan pikiran-pikiran cerdas dan yang terbaik dari semua pihak, yang dijadikan sebagai referensi penting dalam menghadapi berbagai kemelut kemanusiaan yang terjadi di Maluku Tenggara.
“Agar insya Allah menjadi negeri yang Baidatum Thoibatun Warobbun Gotur” pintanya.









Komentar