SAUMLAKI, Kabarsulsel-indonesia.com -Ulas perjuangan pemilihan kepala daerah 2017-2022, yang diikut sertakan 3 (tiga) pasangan calon saat itu. koalisi FatWa berhasil memenangkan pilkadah di Tanimbar.
Memenangkan pertarungan dalam pilkadah, tak harus menghitung-hitung berapa banyak uang yang diberikan untuk merebut rekomendasi partai politik. saat pilkada, Gerindra memerankan pertarungan itu dengan baik, meski kadernya tersingkir karena rekomendasi Gerindra diambil oleh Petrus Fatlolon, SH., MH.
Saat pilkadah 2017-2022, suka dan duka telah diperjuangkan bersama bahkan memenangkan pertarunganpun dengan susah paya karena selisih FatWa dan DOA hanya 2500 suara, tak bisa dipungkiri menjalani kekuasaan di saat itu banyak kader partai yang bekerja dengan keringat bercucuran, namun dibantah dengaan kata “Sudah dibayar”.
“Anda itu mesin partai.. klo partai sdh dibeli ya anda jg sudah dibeli… Lantas siapa yg berkeringat?? Anda atau orng yg beli partai???,” Kata Jemi Fatlolon di Grup Suara Rakyat Tanimbar.
Marwah Parai Gerindra di permalukan, di hadapan publik, kader Partai Gerindra di Tanimbar sedang diam mungkinkah setoran uang, dibayar untuk bekerja itu benar ? debat serius ini dalam grup WhatsApp Suaa Rakyat Tanimbar.
“Manusia ini tipenya sakit hati,, iri sama rejeki orng.. padahal di sudah paham dan sdh tau klo waktu di berkeringat itu TDK gratis.. trus setelah jd msh bilang anda berkeringat yahh… Ngaca dong…🤣🤣🤣,” Beber Jemi Fatlolon.
Rupanya, pilkada 2017-2022 yang dimenangkan oleh pasangan FatWa itu, dibayar mahal. mungkinkah pilkada 2024 ini, Rekomendasi Gerindra direbut lagi oleh mantan kepala daerah yang baru saja pergi dengan mahar yang sangat besar.
“Tanya sj sama kk punya pimpinan.. knp kk tdk dpt bagian..” jelas Fatlolon saat diskusi dengan Nik Besitimur di Grup Suara Rakyat Tanimbar.
(Saily)
Komentar