Ambon, Kabarsulsel-Indonesia.com | Pengumuman hasil Pesta Paduan Suara Gerejawi (Pesparawi) XI di Gedung Taman Budaya, Kota Ambon, diwarnai protes keras dari Kontingen Pesparawi Kabupaten Maluku Tenggara (Malra). Mereka menilai hasil penjurian tidak objektif setelah tak satu pun peserta dari Malra lolos ke tingkat nasional.
Ketua Lembaga Pengembangan Pesparawi Daerah (LPPD) Kabupaten Malra, Bernard Daud Putnarubun, mengungkapkan kekecewaannya terhadap sistem penilaian yang dianggap tidak transparan. Ia mempertanyakan standar yang digunakan para juri, mengingat kualitas penampilan kontingennya yang dinilai luar biasa.
“Kita semua menyaksikan dan mendengar penampilan peserta. Masyarakat pun bisa menilai. Malra tampil sangat bagus dan banyak yang yakin kami akan menang, terutama di kategori remaja, pemuda, dan Paduan Suara Dewasa Campuran (PSDC),” ujarnya dengan nada kecewa.
Dari delapan kategori yang diikuti, Malra hanya meraih juara tiga di kategori PSDC. Padahal, mereka datang dengan persiapan matang dan harapan tinggi untuk meraih juara di berbagai kategori.
“Kami dilatih oleh pelatih yang sudah diakui di tingkat internasional. Bahkan, dana miliaran rupiah dikeluarkan untuk persiapan. Namun, hasilnya jauh dari ekspektasi karena penilaian yang tidak objektif,” tegas Putnarubun.
Ia pun berharap ada transparansi dari pihak juri agar kontingen Malra dapat memahami letak kekurangan mereka dan melakukan evaluasi untuk ajang selanjutnya.
“Kami ingin ada penjelasan resmi dari juri. Jika memang ada kekurangan, kami siap menerima dan memperbaiki ke depan. Tapi jika ada ketidakadilan, kami juga ingin itu diluruskan,” tutupnya.
Aksi protes ini menjadi sorotan di kalangan peserta Pesparawi XI, yang berharap ajang bergengsi ini tetap menjunjung tinggi prinsip keadilan dan objektivitas dalam penjurian.
Komentar