Tual, Kabarsulsel-indonesia.com – Ajang Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik keempat tingkat Provinsi Maluku di Kota Tual mengukir sejarah baru di Kepulauan Kei, Kota Tual yang merupakan ibu dari Pesta Gerejani ini. Tidak hanya di Indonesia, Provinsi Maluku kini makin dikenal dunia luar apalagi dengan kelahiran Pesparani Nasional di Indonesia yang terlahir dari rahim Kepulauan Kei, Maluku Tenggara Provinsi Maluku.
Pelaksanaan Pesparani keempat tingkat Provinsi Maluku kali ini secara khusus Kota Tual mengalamai lonjakan serta peningkatan yang cukup signifikan dan fantastis. Konsentrasi masyarakat serta para tamu bahkan peserta kontingen mendapat sambuta…
[00.56, 28/9/2022] Obama Rahakbauw: Pesparani IV Provinsi Maluku di Kota Tual,Toleransi Umat Beragama. Rukun dan Damai
Tual, Kabarsulsel-indonesia.com – Ajang Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik keempat tingkat Provinsi Maluku yang di laksanakan di Kota Tual mengukir sejarah baru di Kepulauan Kei,
Kota Tual Kota Maren merupakan ibu dari Pesta Gerejani dan Tidak hanya di Indonesia, Provinsi Maluku kini semakin dikenal di dunia ini,apalagi dengan kelahiran Pesparani Nasional di Indonesia ini kan terlahir dari rahim Kepulauan Kei, Maluku Tenggara Provinsi Maluku dan
Pelaksanaan Pesparani keempat tingkat Provinsi Maluku kali ini secara khusus di Kota Tual mengalamai lonjakan serta peningkatan yang cukup signifikan dan fantastis.
Konsentrasi masyarakat serta para tamu bahkan juga para peserta kontingen sangat mendapat sambutan yang luar biasa dari warga masyarakat di Bumi Maren dan satu per satu kegiatan mulai diperlombakan oleh panitia, dengan ekspresi wajah nan gemilang – ceria berseri saat berada disekitar panggung utama Pesparani IV Provinsi Maluku itu.
Puluhan ribu warga masyarakat di dalamnya anak & remaja membanjiri Ibu Kota Maren itu. Beragam tarian pentas seni dan turut ditampilkan pada malam kedua itu diantaranya lagu, tarian, puisi dll,.
Adapun pentas seni malam kedua ini dapat dipandu langsung oleh Bung Elton Ngarbingan yang juga salah satu musisi muda yang ada di Kepulauan Kei,dan setelah tiba di panggung, Elton kemudian menyapa para penonton dan pemirisa sekalian.
“Mengawali kegiatan kita di malam ini,mari kita saksikan penampilan bertutur dari seorang anak yang sangat berbakat dari Kepulauan Kei, mari kita berikan sambutan yang meriah buat anak terkasih kita Rouda tuhjana Ohoiyuf dari SD Negeri 2 Fiditan, mana tepuk tangannya” teriak Elton meminta penonton memberikan support kepadanya.
Roudah tujana Ohoiyuf adalah bocah yang baru berusia sekiar enam tahun itu sangat menunjukan dan membuktikan bakat bahkan juga kemampuannya dengan bertutur kata dengan bahasa daerah(Veve Evav ) dengan alunan suara polosnya dan merdu,hal itu membuat Elton telah menyambut kehadiran Roudah tujana Ohoiyuf di panggung tersebut kemudian meminta para penonton dan pemirisa untuk memberikan uplos dan support bagi bocah pemberani dan terlihat cukup menggemaskan ini.
“Hallo Rauga, mau bercerita? Tanya Elton sembari mendekat.
Suntuk, Rauga langsung mengiyakan dan langsung memulai kisah ceritanya dengan penuh percaya diri Rauga berucap kata dengan suara merdu memukau hati para penonton.
“Assalamualaikum Warahmatulahi Wabarkatuh… ucapnya dengan senyum yang manis.”.
“Tabe hormat vo it besa! Perkenalkan… yaau meman Rauga Tuljana Ohoiyuf. Ucapnya tersenyum riang
Malam ini juga Rauda bertutur tentang perkelahian antara Harimau dan Panda yang memperebutkan buah pisang di sebuah hutan dan Dikisahkan bahwa di sebuah hutan itu Harimau mengantar kawan/sahabatnya (panda) diperdapakan dengan pohon pisang.
“Armau i meman Macan ne Panda i meman Panda.” Ucapnya dengan menawan hati.
“Leran ain Macan in her Panda fo hir ru lomba voi muu.” Tutur Rauda tenang.
“Mando… um do fo ta voi muu ya… tarik bocah Ohoiyuf ini gemas.
Moca en her Manda.. aha….? Om naa malid yaa naa kidin vel” teriaknya dengan nada merdu.
Bocah tersebut kemudian menceritakan kisah antara Armau (Mocan) dan Panda (Panda) dari awal sampai akhir dengan bertutur Veve Evav. Hari berganti hari, siang berganti malam Manda (Panda) merawat pohon pisangnya sendiri dengan susah payah di hutan.
“Terangnya
“Manda Nasekar asyik lii, mocan ndok liik Manda ni muu sampe Ni tub naa nivar raan” begitulah dicerikan hingga semua penonton dan pemirisa tertawa bagaikan adegan lawak yang telah di mainkan oleh si bocah kecil ini,dan
Akhirnya cerita atau bertutur dalam bahasa Kei dari Rauda pun selesai, dan seluruh penonton pemirisah bertepuk tangan meriah memberikan aplos serta memuji tuturan bahasa daerah dan pentas senipun baru selesai tepat pukul 11:00 WIT, dan setelah itu warga kembali membereskan kendaraan untuk bergegas pulang.
Rauda,” si bocah kecil ini mendapat sambutan dan antusias warga atas kecerdasannya itu. Orang tua dan keluarganya merasa bangga dan sangat bahagia melihat anaknya di atas panggung itu bagaikan Malaikat kecil yang tak bersayap. “Pungkasnya.
Komentar