Tual, Kabarsulsel-indonesia.com – Ajang Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik keempat tingkat Provinsi Maluku di Kota Tual mengukir sejarah baru di Kepulauan Kei, Kota Tual yang merupakan ibu dari Pesta Gerejani ini. Tidak hanya di Indonesia, Provinsi Maluku kini makin dikenal dunia luar apalagi dengan kelahiran Pesparani Nasional di Indonesia yang terlahir dari rahim Kepulauan Kei, Maluku Tenggara Provinsi Maluku.
Pelaksanaan Pesparani keempat tingkat Provinsi Maluku kali ini secara khusus Kota Tual mengalamai lonjakan serta peningkatan yang cukup signifikan dan fantastis. Konsentrasi masyarakat serta para tamu bahkan peserta kontingen mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat di Bumi Maren.
Satu per satu kegiatan mulai diperlomakan panitia, dengan ekspresi wajah nan gemilang – ceria berseri saat berada disekitar panggung utama Pesparani IV Provinsi Maluku itu. Puluhan ribu masyarakat (didalamnya anak & remaja) membanjiri Ibu Kota Maren itu. Beragam tarian pentas seni turut ditampilkan pada malam kedua itu diantaranya lagu, tarian, puisi dan lain sebagainya.
Adapun pentas seni malam kedua itu dipandu langsung oleh Bung Elton Ngarbingan yang juga salah satu musisi muda yang ada di Kepulauan Kei. Setelah tiba di panggung, Elton kemudian mengapa para penonton dan pemirisa sekalian.
“Mengawali kegiatan kita di malam hari ini mari sama-sama kita saksikan penampilan bertutur dari seorang anak berbakat dari Kepulauan Kei, mari kita berikan sambutan yang meriah buat anak terkasih Roudatuhjana Ohoiyuf dari Negeri 2 Fiditan, mana tepuk tangannya” terik Elton meminta penonton memberikan support Selasa, (27/9/2022).
Roudahtujana Ohoiyuf adalah bocah yang baru berusia sekiar enam tahun itu menunjukan dan membuktikan bakat serta kemampuannya dengan bertutur Veve Evav (Bahasa Kei) dengan alunan suara polosnya.
Elton yang telah menyambut kehadiran Roudahtujana Ohoiyuf di panggung tersebut kemudian sekali lagi meminta para penonton dan pemirisa untuk memberikan uplos dan support bagi bocah pemberani dan terlihat cukup menggemaskan ini.
“Hallo Rauga, mau bercerita? Tanya Elton sembari mendekat.
Suntuk, Rauga langsung mengiyakan dan langsung memulai kisah ceritanya dengan penuh percaya diri Rauga berucap kata dengan nada memukau hati para penonton.
“Assalamualaikum Warahmatulahi Wabarkatuh… ucapnya membuka tuturanya.
“Tabe hormat vo it besa! Perkenalkan… yaau meman Rauga Tuljana Ohoiyuf. Ucapnya tersenyum riang
Malam itu, Rauda bertutur tentang perkelahian antara Harimau dan Panda yang memperebutkan buah pisang di sebuah hutan. Dikisahkan bahwa di sebuah hutan, Harimau mengantar kawan/sahabatnya (panda) diperdapakan dengan pohon pisang.
“Armau i meman Macan ne Panda i meman Panda.” Ucapnya menawan.
“Leran ain Macan in her Panda fo hir ru lomba voi muu.” Tutur Rauda tenang.
“Mando… um do fo ta voi muu ya… tarik bocah Ohoiyuf ini gemas.
Moca en her Manda.. aha….? Om naa malid yaa naa kidin vel” teriaknya dengan nada kecil.
Bocah tersebut kemudian menceritakan kisah antara Armau (Mocan) dan Panda (Panda) dari awal sampai akhir dengan bertutur Veve Evav. Hari berganti hari, siang berganti malam Manda (Panda) merawat pohon pisannya sendirian dengan susah payah di hutan.
“Manda Nasekar asyik lii, mocan ndok liik Manda ni muu sampe Ni tub naa nivar raan” begitulah dicerikan hingga semua penonton dan pemirisa tertawa bagaikan adegan lawak yang dimainkan bocah itu
Akhirnya, cerita atau bertutur dalam bahasa Kei dari Rauda pun selesai, seluruh penonton dan pemirisah bertepuk tangan riah memberikan aplos serta meuji tuturan bahasa daerah tersebut. Kegiatan pentas senipun baru selesai sekitar pukul 11:00 WIT, warga mulai memberaskan kendaraan untuk bergegas pulang. Sepanjang jalan. Rauda, si bocah mendapat sambutan dan antusias warga atas kecerdasannya itu. Orang tua dan keluarganya merasa sangat bangga dan bahagia melihat anaknya di panggung itu bagaikan Malaikat kecil yang tak bersayap.
Komentar