PRAPANCA JAKARTA, Kabarsulsel-indonesia.com – Lingga Yoni sebagai simbol tentang Tuhan dalam puncak peradaban masa silam — sebelum jaman purba — menjadi semacam puncak filosofis Jawa. Seperti Radya Pustaka yang merangkum beragam makna tata kehidupan manusia, alam yang terpusat pada Tuhan.
Ini awal topik obrolan yang disodorkan Eko Sriyanto Galgendu bersama Doktor Hendrajit, Rabu, 3 November 2022 di kantornya kawasan Prapanca Jakarta Selatan.
Konsep Satria Pinandita yang dimimpikan bantak orang hari ini karena masalah bangsa tidak cuma menginginkan sisok pemimpin yang merakyat dalam arti banyak hal, tetapi juga seorang yang memiliki keluasan wawasan spiritual yang mengkar pada etika, moral dan akhlak yang terbingkai dalam satu tampilan watak, sikap dan sifat yang menyatu dalam jiwa yang terjaga kesucian, kejujuran dan ketulusan serta keikhlasannya.
Lingga Yoni itu simbol yang berkisah tentang asal muasal, asal berasal, asal berada dan asal keberadaan dari rangkaian filosofis hidup kehidupan manusia yang penuh cinta kasih tulus dan ikhlas dengan segenap rasa cinta terhadapnya, manusia yang bermuara kepada Tuhan.
Karenanya, proses menjadi lebih utama baru kemudian layak memiliki sesuatu yang diinginkan, kata Hendrajit yang sedang asyik menelusuri kisah Bharatayudha. Karena daya jangkau pandangan perlu memiliki kemampuan menembus masa depan yang belum terlihat sebelumnya.
Jadi kemenangan dalam hidup yang indah itu pada akhirnya bukan pada apa saja yang bisa diperoleh, tetapi kenikmatan yang sejati itu adalah bagaimana cara memperoleh kemenangan itu dengan kegigihan dan ketangguhan dari pertaruhan. Karena nikmat yang sejati itu yang tidak alang kepalang indahnya itu bisa menjadi penghias sukma.
Narasi perjalanan sejarah spiritual yang terus merambah dari GMRI (Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia) ini menjadi semacam kata sepakat membangun Posko Negarawan berikutnya untuk kawasan Jakarta Selatan sekitarnya yang akan segera diresmikan dalam waktu dekat, kata Eko Galgendu yang kini semakin akrab didampingi Setyo Wibowo, sekaligus menjadi juru penerang GNRI khususnya pada untuk seluruh Posko Negarawan di Indonesia.
Prapanca Jakarta Selata, 3 November 2022
Komentar