Pers: Pilar Demokrasi yang Masih Tegak di Tengah Degradasi Integritas Tiga Pilar Lainnya

Maluku Tenggara, Kabarsulsel-Indonesia.com | Dalam tatanan demokrasi, terdapat empat pilar utama yang menopang sistem pemerintahan: eksekutif, legislatif, yudikatif, dan pers.

Namun, di tengah maraknya kasus korupsi yang menggerogoti institusi eksekutif, legislatif, dan yudikatif, pers muncul sebagai satu-satunya pilar yang tetap menunjukkan peran vitalnya dalam menjaga transparansi dan akuntabilitas.

Krisis Integritas Tiga Pilar

Ketiga pilar demokrasi—eksekutif, legislatif, dan yudikatif—terus-menerus diterpa skandal yang mencoreng kepercayaan publik.

Di eksekutif, kasus korupsi kepala daerah yang menyalahgunakan anggaran negara menjadi fenomena yang berulang.

Legislatif juga tak lepas dari praktik suap dalam penyusunan undang-undang maupun pembahasan anggaran.

Lebih parah lagi, lembaga yudikatif sering diterpa isu mafia peradilan, di mana keadilan diperdagangkan demi kepentingan pribadi.

Kondisi ini mengindikasikan degradasi integritas di ketiga pilar tersebut, yang seharusnya menjadi penjaga utama demokrasi.

Sebaliknya, pers terus menjadi institusi yang dapat diandalkan dalam memberikan informasi yang objektif dan akurat, meski menghadapi berbagai tantangan.

Pers: Pilar Demokrasi yang Tetap Berintegritas

Di Amerika Serikat, media massa kerap disebut sebagai “Institusi Keempat,” mencerminkan perannya yang strategis sebagai pengawas pemerintah.

Di Indonesia, pers berfungsi serupa dengan menegakkan prinsip check and balance.

Kemerdekaan pers, sebagaimana dijamin oleh undang-undang, memungkinkan wartawan untuk memberitakan fakta tanpa tekanan atau intervensi pihak mana pun.

Pasal 1 Kode Etik Jurnalistik menegaskan bahwa wartawan harus bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk. Hal ini menjadi landasan bagi media untuk menjaga integritas dan konsistensi dalam menyampaikan informasi yang mendidik dan mencerdaskan masyarakat.

Tantangan Pers di Era Digital

Namun, kebebasan pers bukan tanpa batas. Tantangan era digital, seperti maraknya hoaks dan manipulasi informasi di media sosial, menuntut media massa tradisional untuk lebih berhati-hati dalam menjaga kredibilitasnya.

Di tengah arus informasi yang deras, pers dituntut untuk tetap menjadi sumber informasi yang dapat dipercaya.

Selain itu, pers juga memiliki tanggung jawab sebagai sarana pendidikan politik. Dengan menyajikan berita yang mendalam dan analisis yang tajam, media massa membantu masyarakat memahami isu-isu kompleks, mendorong partisipasi publik yang lebih aktif, dan membangun opini yang berbasis pengetahuan.

Pers: Penjaga Harapan Demokrasi

Sebagai pilar demokrasi, pers tidak hanya menjadi pengawas kekuasaan tetapi juga penjaga harapan bagi masyarakat. Media massa yang sehat, independen, dan bertanggung jawab adalah fondasi bagi terciptanya demokrasi yang adil dan transparan.

Di tengah degradasi tiga pilar lainnya, pers tetap menjadi tumpuan terakhir yang menjaga demokrasi tetap berjalan di jalurnya.

Keberhasilan demokrasi, pada akhirnya, tercermin dari keberadaan pers yang mampu menjalankan fungsinya dengan integritas tinggi dan dedikasi terhadap kebenaran.

Komentar