Ambon,Kabarsulsel-Indonesia.com. Pemerintah Kota Ambon bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Maluku terus memperkuat sinergi percepatan inklusi keuangan melalui Rapat Pleno Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Kota Ambon Tahun 2025 yang digelar di Ruang Rapat Vlisingen, Balai Kota Ambon.
Rapat pleno ini menjadi momentum penting untuk mengintegrasikan program strategis daerah dengan kebijakan Nasional inklusi dan literasi keuangan demi mendukung pertumbuhan ekonomi lokal dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Inklusi Keuangan Kunci Pertumbuhan Ekonomi
Rapat pleno secara resmi dibuka oleh Walikota Ambon, Drs. Bodewin M. Wattimena, M.Si, dan dihadiri oleh perwakilan OJK, Bank Indonesia, KPPN, instansi vertikal, pelaku industri jasa keuangan, serta pemangku kepentingan lainnya.
Walikota Ambon dalam sambutannya menegaskan komitmen Pemkot Ambon terhadap inklusi keuangan, sejalan dengan misi TPAKD untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis pemerataan akses layanan keuangan.
Tiga program prioritas Pemkot Ambon yang mendukung visi tersebut antara lain:
-Pemberdayaan UMKM untuk pengentasan kemiskinan dan pengangguran
-Pengembangan ekonomi kreatif melalui Ambon City of Music
-Pelatihan digital marketing bagi pemuda dan penguatan konektivitas ke pasar digital
Walikota juga menekankan pentingnya digitalisasi dan transaksi non-tunai dalam tata kelola Pemerintahan yang transparan dan akuntabel
Target Inklusi Keuangan Nasional Capai 98% di 2045
Kepala OJK Provinsi Maluku, Andi Muhammad Yusuf, selaku Pengarah TPAKD Kota Ambon, menyampaikan bahwa percepatan inklusi keuangan menjadi bagian integral dari RPJPN 2025–2045 dan RPJMN 2025–2029.
Target Nasional inklusi keuangan ditetapkan sebesar:
91% pada tahun 2025
93% di tahun 2029
98% pada 2045
Dalam mendukung target tersebut, OJK dan Bappenas telah meluncurkan Indeks Akses Keuangan Daerah (IKAD) sebagai alat ukur pencapaian inklusi keuangan daerah berdasarkan tiga dimensi utama: penggunaan, ketersediaan, dan kedalaman layanan keuangan.
Ekonomi Ambon Tumbuh Positif, Akses Keuangan Perluas Peluang
Kinerja industri jasa keuangan di Ambon menunjukkan tren positif:
Pertumbuhan ekonomi Ambon 2024: 5,96%.
Triwulan I 2025: 5,25%
Pertumbuhan kredit perbankan (Mei 2025): 4,82% YoY dengan nilai Rp10,87 triliun
NPL: 2,45% (terkendali)
LDR: 102,47% (optimal)
Namun, rasio kredit terhadap PDRB Ambon yang masih 54,81% menandakan ruang besar bagi pengembangan pembiayaan, terutama bagi UMKM, ekonomi kreatif, pelaku usaha perempuan, dan disabilitas.
Empat Pilar Strategis TPAKD Kota Ambon 2025
Dipimpin oleh Sekretaris Kota Ambon, Robert Sapulette, ST., MT, rapat pleno menghasilkan empat pilar strategis program TPAKD 2025:
-Pengembangan Ekonomi Daerah (PED)Business matching UMKM naik kelas
-Dukungan pelaku usaha perempuan dan disabilitas
Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI) berbasis ekonomi kreatif
-Perluasan Akses Keuangan
-Akselerasi KUR, Kredit UMi, pembiayaan anti-rentenir
-Perluasan agen laku pandai, program KEJAR
-Penguatan Bank Sampah dan TPS 3R
-Jaminan sosial (kecelakaan kerja dan kematian) dari BPJS Ketenagakerjaan
-Digitalisasi UMKM
Ekspansi penggunaan QRIS oleh pelaku usaha lokal termasuk komunitas Jikubata
-Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan
Edukasi keuangan konvensional dan syariah bagi masyarakat dan ASN
-Peningkatan pemanfaatan produk pasar modal
Sebagai langkah inovatif, TPAKD juga merancang program Kredit/Pembiayaan Melawan Rentenir (K/PMR) berbasis subsidi bunga oleh Pemkot Ambon, dengan target implementasi tahun 2026.
Ambon Menuju Daerah Percontohan Inklusi Keuangan di Indonesia Timur
Menutup rangkaian kegiatan, Sekretaris Kota Ambon dan Kepala OJK Maluku menyampaikan apresiasi atas kolaborasi semua pihak dalam TPAKD. Rencana monitoring dan evaluasi akhir tahun 2025 akan dilakukan untuk menilai capaian program yang telah berjalan.
Dengan kekuatan sinergi antar-lembaga dan komitmen kuat seluruh pemangku kepentingan, Kota Ambon diharapkan menjadi daerah percontohan inklusi keuangan di Indonesia Timur, sekaligus memberikan kontribusi nyata menuju Indonesia Emas 2045 – sebuah visi ekonomi inklusif, tangguh, dan berkeadilan.
(M.N)









Komentar