Peringati Bulan Bahasa, STKIP PGRI Trenggalek Gelar Bedah Buku Antologi Puisi Untuk Nanggala

Jawa Tengah441 views

KabarSulselIndonesia – Trenggalek

STKIP PGRI Trenggalek menggelar bedah buku Antologi Puisi untuk Nanggala, Sabtu (9/10/2021). Acara yang berlangsung virtual melalui kanal zoom ini digelar menyambut bulan bahasa, 28 Oktober 2021, selain monolog dan seminar umum. Sebanyak 300 peserta mahasiswa dan alumni hadir secara virtual menyemarakkan kegiatan ini. Tampak hadir komandan satuan kapal selam Koarmada II, Kolonel Laut (P) Wirawan Ady Prasetya; ketua STKIP PGRI Trenggalek, Dr. Hj. Dwi Kuncorowati, M.Pd.; dan Rohmat Febrianto, S.Pd., M.Pd., Kaprodi PBSI didampingi Flora Puspitaningsih, S.E., M.Pd., Sekprodi sekaligus penanggung jawab bedah buku.

Menghadirkan tiga narasumber sebagai pembedah, acara ini mengulik pesan dan duka mendalam tragedi tenggelamnya KRI Nanggala 402 yang ditulis dosen dan mahasiswa PBSI STKIP PGRI Trenggalek dalam karya antologi ini.

Narasumber pertama, Dr. Widi Suharto, M.Pd., dosen, sastrawan dan pegiat literasi, mengungkapkan karya antologi dosen dan mahasiswa ini, cukup mewakili perasaan dan duka yang dirasakan bangsa Indonesia atas tragedi Nanggala. Menurut Widi, yang juga mantan guru SMAN 1 Gondang, Tulungagung tersebut, kata sederhana apa adanya yang diungkapkan dalam antologi ini memiliki makna mendalam dan puitis.

Toni Saputra, narasumber kedua, sekaligus politikus dan direktur penerbit Sembilan Mutiara Publishing, menyampaikan antologi ini tergolong terbitan buku yang paling lama ketimbang terbitan sejenis karya mahasiswa PBSI sebelumnya. Karena, menurut Tosa, sapaan akrabnya, karya yang masuk benar-benar disesuaikan dengan tema. Isi puisi juga harus mencerminkan kondisi yang terjadi, lanjutnya.

Sementara itu, Irma Arifah, M.Pd., dosen dan sastrawan, didapuk sebagai narasumber ketiga, mengapresiasi baik karya antologi tersebut. Mencermati karya mahasiswa, menurut narasumber 12 hari menulis puisi bagi Guru Mengajar untuk Nusantara (Gumun) ini, sebagian besar karya telah memanfaatkan diksi dengan baik. Irma menambahkan permainan bunyi atau rima juga banyak digunakan, meski tak terlalu banyak memanfaatkan majas dan simbol. (Hj.Zaenab)

Komentar