Ambon, Kabarsulsel-Indonesia.com | DPRD Maluku mengharapkan penyelesaian masalah lahan di rumah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. M. Haulussy Ambon secepatnya dan tidak berlarut-larut, agar tidak memberikan dampak pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Wakil Ketua Komisi I DPRD Maluku Yance Weno mengatakan, Pemerintah daerah harus melakukan pelunasan sisa pembayaran kepada pemilik lahan Yohannes Tisera, sebelum ada langkah eksekusi yang bisa memberikan dampak langsung terhadap pelayanan di rumah sakit itu.
Menurutnya, pembayaran pertama oleh pemda sudah dilakukan sejak 2019 dan dilanjutkan 2020, sehingga totalnya Rp.18 miliar.
Namun hingga saat ini tidak ada pembayaran lanjutan lagi oleh Pemda. Apalagi setelah adanya surat masuk dari Saniri Negeri atau Badan Pemerintahan Desa Urimessing ke DPRD.
“Agar masalah ini tidak berlarut-larut, maka ada dua cara yang dapat dilakukan, diantaranya pembayaran harus kepada pemilik lahan. 2019 dan 2020 Pembayaran dudah dilakukan, pemda berasumsi kalau lahan itu milik Yohannes Tisera sehingga pembayaran kepada mereka,” ujar Yance kepada awak media belum lama ini.
Dijelaskan, jika Pemda masih terus menunda pembayaran, maka bisa saja pihak pemilik lahan melakukan eksekusi, hingga ada pembayaran oleh Pemda.
Ditanya terkait adanya bukti surat sejak tahun 1970-an yang diduga palsu, ia menyarankan agar sebaiknya diproses secara hukum untuk pembuktian kebenarannya.
“Bisa saja mereka pemilik lahan melakukan eksekusi sampai ada pembayaran sisanya. Kalau soal Surat palsu dan tidaknya dilakukan proses hukum saja agar ada pembuktian,”sahut Politisi Perindo itu.
Sebelumnya, kuasa hukum Yohannes Tisera, Adolof Gerit Suryaman mengatakan sesuai hasil penghitungan yang dilakukan appraisal diketahui untuk total nilai pembayaran lahannya sebesar Rp 65 miliar. “Yang Baru dibayar Rp 18 miliar,” sebutnya.
Untuk diketahui, lahan RSUD Haulussy milik Yohannes Tisera seluas 31.880 M2 yang di atasnya terdapat bangunan RSUD dr. M. Haulussy Ambon, bangsal mayat, bangsal gila, asrama puteri, asrama putera, rumah generator, dan rumah dinas dokter.
Komentar