Elat, Kabarsulsel-Indonesia.com | Konflik antar anak sekolah di Elat memicu masalah serius bagi warga setempat.
Aksi pemukulan terhadap salah satu siswa dari Rahareng Atas oleh beberapa anak Elat telah berujung pada penutupan sumber air utama oleh tiga pemuda Rahareng Atas.
Dampaknya, distribusi air di kota Elat terhenti sejak Jumat, 6 September 2024, membuat ribuan warga kesulitan.
Direktur PDAM Kabupaten Maluku Tenggara (Malra), Ny. Fatma Talahou, menjelaskan bahwa masalah ini sebenarnya tidak terkait dengan operasional PDAM.
Menurut laporan Kepala IKK Elat, Ny. Cory Tapotubun, pemblokiran sumber air dilakukan semata-mata sebagai respons warga Rahareng Atas atas insiden pemukulan tersebut.
“Kami tidak pernah berpihak, apalagi bermain di dua sisi. Namun, ketika sumber air ditutup oleh pemilik lahan akibat masalah personal, PDAM tidak punya kuasa untuk membuka kembali aliran air. Kami tetap bekerja secara profesional sesuai dengan SOP,” ujar Talahou.
Ketegangan ini menunjukkan adanya dinamika sosial yang merugikan kebutuhan dasar warga.
Aksi pemblokiran sumber air menciptakan keresahan di tengah masyarakat Elat, yang menggantungkan hidup pada pasokan air bersih.
PDAM sendiri mengaku kesulitan mencari solusi ketika permasalahan menyangkut hak milik lahan.
“Jika lahan tempat sumber air ditutup oleh pemiliknya, PDAM tidak bisa berbuat banyak. Oleh karena itu, penting untuk memahami akar masalah sebelum menyebarkan opini atau tudingan,” lanjut Talahou.
Sementara itu, staf PDAM Elat bersama pemerintah setempat terus berupaya melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait agar aliran air bisa kembali normal.
Namun, selama ketegangan ini tidak terselesaikan, warga kota Elat harus bersabar menghadapi krisis air yang dipicu oleh masalah antar individu yang berujung pada aksi balasan.
Krisis ini mencerminkan betapa rapuhnya infrastruktur pelayanan publik ketika bersinggungan dengan masalah sosial di tingkat lokal agar tidak berdampak pada layanan vital yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
Komentar