PANCASILA DALAM TINDAKAN: REFLEKSI PAUS FRANSISKUS UNTUK INDONESIA YANG LEBIH HARMONIS

OPINI90 views

Opini, Kabarsulsel-Indonesia.com | Paus Fransiskus, pemimpin spiritual bagi lebih dari satu miliar umat Katolik di dunia, baru-baru ini menyampaikan pesan yang mengejutkan sekaligus menginspirasi saat bertemu Presiden Jokowi di Istana Merdeka. Beliau dengan lantang memuji Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai fondasi kokoh yang menyatukan keberagaman Indonesia. Pujian ini bukan hanya kata-kata indah dari seorang pemimpin religius dunia, melainkan tantangan besar bagi kita semua. Apakah kita benar-benar menghidupi nilai-nilai luhur Pancasila dalam tindakan sehari-hari?

MENGAPA PUJIAN PAUS FRANSISKUS HARUS MENGGUGAH KITA ?

Paus Fransiskus datang dari jauh, dari negara lain, dari keyakinan lain, namun ia melihat sesuatu yang sangat istimewa dalam Pancasila. Beliau melihat harapan untuk dunia yang lebih damai, lebih adil, dan lebih toleran. Tetapi, apakah kita sebagai bangsa sudah benar-benar mengaplikasikan Pancasila sebagai prinsip hidup sehari-hari?

Para pemimpin bangsa, tokoh agama, dan masyarakat harus merasa tergugah. Apakah kita sudah menjadikan Pancasila lebih dari sekadar slogan? Apakah kebijakan kita mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab? Apakah khotbah dan ceramah kita mendorong persatuan di atas perbedaan? Jika jawaban kita masih ragu-ragu, inilah saatnya kita berkaca dan mulai bergerak. JANGAN SETELAH PAUS FRANSISKUS MELANJUTKAN PERJALANAN APOSTOLIK BELIAU KE NEGARA LAIN SEMUA PESAN KASIH & DAMAI YANG TELAH DISAMPAIKAN DAN MENGGUGAH SELURUH NEGERI INI BERANGKAT PULA.

PARA PEMIMPIN: SAATNYA BERTINDAK, BUKAN HANYA BICARA !

Paus Fransiskus menekankan pentingnya Pancasila bukan tanpa alasan. Sebagai pemimpin, kita memiliki tanggung jawab moral yang besar. Di saat dunia bergulat dengan krisis identitas dan polarisasi, Indonesia punya kesempatan unik untuk menunjukkan bahwa kita bisa hidup rukun dalam keberagaman. Tapi ini bukanlah tugas yang mudah; ini adalah panggilan untuk bertindak.

Pemimpin politik, saatnya Anda berani mengambil langkah konkret yang menunjukkan bahwa Anda peduli pada rakyat, bukan hanya pada kekuasaan. Buatlah kebijakan yang adil, yang tidak memandang suku, agama, atau golongan. Beranilah berkata benar di tengah tekanan, dan jadilah contoh teladan bagi masyarakat. Jangan biarkan Pancasila hanya menjadi dekorasi di ruang-ruang rapat atau orasi kampanye.

PARA TOKOH AGAMA: JADIKAN MIMBAR ANDA PANGGUNG PERSATUAN !

Para pemimpin agama, Anda adalah penuntun spiritual jutaan umat. Setiap kali Anda berdiri di mimbar, Anda memiliki kesempatan emas untuk menyebarkan pesan cinta, kasih, damai dan persatuan. Namun, seberapa sering kita menyampaikan pesan-pesan yang menyatukan daripada memecah belah?

Paus Fransiskus memberikan contoh luar biasa tentang bagaimana iman bisa menjadi jembatan, bukan tembok. Dalam refleksinya di Gereja Katedral, ia menunjukkan bagaimana agama bisa menjadi kekuatan yang mempersatukan. Apakah kita telah melakukan hal yang sama? Mari kita jadikan setiap ceramah, khutbah, atau pertemuan sebagai momen untuk memperkuat tali persaudaraan, bukan memperlemah persatuan kita.

BUKAN WAKTU UNTUK BERDIAM DIRI: BERGERAK MENUJU INDONESIA YANG LEBIH HARMONIS

Kita berada di titik kritis. Dunia sedang menyaksikan bagaimana kita, bangsa Indonesia, menjawab tantangan ini. Apakah kita akan membiarkan Pancasila menjadi hanya kata-kata kosong atau kita akan bergerak bersama, menjadikan Pancasila sebagai nyawa dari setiap tindakan kita?

Indonesia yang lebih harmonis bukanlah mimpi yang jauh jika kita bersedia bekerja sama. Mulai dari pemimpin nasional hingga tokoh agama di pelosok desa, semua memiliki peran yang sama pentingnya. Mari jadikan Pancasila sebagai darah dan daging kita, bukan sekadar huruf yang diucapkan di bibir.

Paus Fransiskus sudah melihat potensi luar biasa dalam Pancasila. Sekarang giliran kita untuk membuktikan kepada dunia bahwa nilai-nilai ini adalah kompas moral kita, bukan hanya kata-kata indah dalam buku sejarah. Mari kita bergerak bersama, memulai dari langkah kecil, dan mengubahnya menjadi gelombang besar yang membawa Indonesia menuju kejayaan dan harmoni.

PANCASILA DI HATI, BHINEKA TUNGGAL IKA DI JIWA

Jangan biarkan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika hanya menjadi slogan. Jadikan mereka sebagai panduan nyata, sebuah panggilan untuk mencintai bangsa ini lebih dalam, untuk menjaga keberagaman kita sebagai anugerah yang tiada tara. Mari kita bersama membangun Indonesia yang lebih harmonis, lebih adil, dan lebih manusiawi, sebuah bangsa yang benar-benar layak disebut Indonesia Emas.

Mari, bersama kita jadikan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai pedoman hidup dalam tindakan nyata !

Oleh:

BRURI TUMIWA,
Waketum DPP SETYA KITA PANCASILA

Komentar