Fakfak, Kabarsulsel-Indonesia.com | Pemerintah Kabupaten Fakfak kini menatap pala Tomandin sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) baru yang potensial. Melalui kebijakan retribusi daerah, pemerintah menargetkan pemasukan hingga Rp 781 juta per tahun dari komoditas perkebunan andalan ini.
Plt Kepala Dinas Perkebunan Fakfak Widhi Asmoro Jati, S.T., M.T menyebut, kebijakan ini sejalan dengan visi “Fakfak Membara” yang menempatkan pala sebagai tulang punggung pembangunan daerah melalui program “Pala Unggul”.
Sosialisasi telah dilakukan, dan dukungan dari pedagang sudah dikantongi.
“Sudah saatnya pala tidak hanya harum namanya, tapi juga menyumbang langsung bagi pembangunan,” ujar Widhi.
Dengan rata-rata volume perdagangan pala antar pulau mencapai 1.650 hingga 2.000 ton per tahun, serta produksi bibit sekitar 20.000 pohon per tahun, potensi retribusi diperkirakan sangat menjanjikan.
Penerimaan dari pungutan ini dirancang untuk mendukung pelayanan publik dan program pemberdayaan pekebun, termasuk promosi pala Tomandin ke pasar nasional dan internasional.
Namun, pemerintah juga mengingatkan para pedagang agar tidak menjadikan retribusi ini sebagai alasan untuk menurunkan harga pala. Sebaliknya, pelaku usaha diimbau bersatu memperkuat posisi petani sebagai mata rantai utama.
“Kalau kualitas kita jaga, harga tidak akan jatuh. Dan petani tetap untung,” tegasnya.
Dalam waktu dekat, Pemda Fakfak bersama Bank Papua akan meluncurkan sistem penerimaan retribusi pala secara resmi sebagai wujud komitmen meningkatkan kapasitas fiskal daerah.
Writter : Red | Editor : Red
Komentar