Optimalisasi Pendidikan Karakter dengan Literasi Kitab Suci

Uncategorized420 views

KabarSulSelIndonesia.com – Sebagai ikhtiar terencana dan terarah yang bermuara pada upaya membina potensi yang ada dalam diri manusia agar memiliki watak berkepribadian baik, bermoral-berakhlak, dan berefek positif konstruktif pada alam dan masyarakat, pendidikan karakter merupakan salah satu isu yang memerlukan perhatian khusus dari berbagai pihak, seperti pemerintah, satuan pendidikan, pendidik, dan orang tua peserta didik. Pendidikan karakter seyogyanya mampu menjadi jawaban atas berbagai masalah dalam membina mental dan pribadi peserta didik.

Berbagai fenomena yang mewarnai proses pembinaan peserta didik adalah tantangan yang harus mampu dijawab oleh sistem pendidikan maupun tenaga pendidik kita. Dinamika perkembangan peserta didik yang merupakan konsekuensi dari perkembangan zaman dan teknologi harus mampu dihadapi dengan pendekatan yang tepat. Berbagai pendekatan pun telah banyak diterapkan. Namun, belum mampu secara maksimal membentuk karakter peserta didik yang diharapkan. Berbagai nilai positif seperti kejujuran, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, sikap bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli terhadap lingkungan, kepedulian sosial, tanggungjawab, dan religius yang akan ditanamkan pada mental dan pribadi peserta didik tampaknya masih perlu perhatian ekstra dalam upaya mewujudkannya.

Membentuk karakter peserta didik yang sesuai dengan nilai-nilai pendidikan karakter bukanlah perkara mudah. Setidaknya, itulah yang tergambar dalam pengalaman panjang yang dialami penulis setelah lebih 20 tahun bertugas sebagai pendidik. Upaya-upaya yang dilakukan harus dibarengi dengan pendekatan-pendekatan tertentu yang efektif dan mampu diterima oleh peserta didik. Kreativitas dan inovasi pun menjadi amunisi yang mutlak dimiliki oleh setiap pendidik agar mampu menjalankan tugas mulianya sebagai pemegang peran terdepan dalam pembinaan generasi muda.

Ada berbagai pendekatan yang sering diterapkan dalam pelaksanaan pendidikan karakter di Indonesia. Berbagai macam upaya telah dilakukan oleh tenaga pendidik dengan disertai inovasi yang sedemikian rupa. Tentu, upaya itu bermuara pada satu tujuan: menanamkan nilai-nilai positif pendidikan karakter agar tercipta pribadi yang  berakhlak mulia, bermoral, tangguh, berperilaku baik, dan toleran dalam diri peserta didik.

Salah satu upaya yang penulis nilai dapat menjadi cara efektif untuk mewujudkan cita-cita luhur tersebut ialah dengan cara menggalakkan literasi kitab suci. Cara tersebut dianggap tepat sebagai alternatif yang dapat ditempuh untuk mengoptimalkan penerapan pendidikan karakter. Literasi kitab suci di samping sebagai media pembiasaan peserta didik dalam peningkatan iman dan kepercayaan kepada Tuhan, juga dapat menjadi media untuk menanamkan nilai-nilai baik dan positif dalam diri peserta didik. Pengamalan nilai-nilai yang termuat dalam kitab suci dapat menjadi jalan untuk mendekatkan peserta didik dengan kebiasaan religius serta penerapan sikap dan sifat positif.

Peranan literasi kitab suci dalam mengenalkan sikap dan sifat positif bagi peserta didik dapat dilakukan dalam beberapa tahap. Pertama, membiasakan peserta didik untuk secara rutin membaca kitab suci yang dapat diwujudkan dalam bentuk jadwal rutin pembacaan kitab suci, baik itu jadwal harian atau jadwal mingguan. Rutinitas pembacaan kitab suci dapat menumbuhkan kecintaan peserta didik terhadap kitab sucinya masing-masing. Dengan demikian, maka peserta didik menjadi semakin dekat dengan keyakinan dan kepercayaannya masing-masing.

Kedua, penghayatan terhadap isi kitab suci. Seorang peserta didik yang telah terbiasa membaca kitab suci secara rutin perlahan diarahkan untuk memahami dan menghayati nilai-nilai positif yang terkandung di dalam kitab suci. Pemahaman dan penghayatan terhadap isi kitab suci bagi peserta didik dapat diwujudkan melalui kajian-kajian singkat. Kajian dilakukan dengan memilih dalah satu ayat dalam kitab suci untuk dikaji lebih dalam. Ayat-ayat yang dipilih ialah ayat-ayat yang memuat nilai yang dekat dengan dunia dan keseharian peserta didik sehingga mereka tertarik untuk memahaminya lebih dalam lagi. Dengan cara ini, peserta didik dapat menemukenali dan memilah nilai-nilai baik dan tidak baik dalam kehidupannya sehari-hari.

Ketiga, penerapan nilai kitab suci. Nilai-nilai baik dan positif yang termuat dalam kitab suci dan sebelumnya telah dipahami dan dihayati oleh peserta didik dapat menjadi pelajaran positif yang kemudian dapat diterapkan oleh peserta didik, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Penerapan nilai-nilai baik dan positif bagi peserta didik adalah tujuan mulia yang dapat dicapai dalam pelaksanaan pendidikan.

Berbekal nilai-nilai baik dan positif yang diperoleh dari literasi kitab suci, peserta didik dapat menjadi pribadi yang lebih baik. Di samping itu, mental positif pun melekat pada dirinya. Seorang peserta didik yang secara rutin mengikuti aktivitas literasi kitab suci akan tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang positif serta diyakini dapat menerapkan nilai-nilai yang telah dirumuskan dalam pendidikan karakter, yakni kejujuran, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, sikap bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli terhadap lingkungan, kepedulian sosial, tanggungjawab, dan religius. Nilai-nilai pendidikan karakter tersebut dapat dibangun secara khusus maupun kolektif melalui kegiatan literasi kitab suci.

Apabila nilai-nilai tersebut telah melekat pada mental dan pribadi peserta didik, ia pun akan tumbuh menjadi pribadi yang dapat mengamalkan ilmu pengetahuan dan teknologi secara bijak. Setiap peserta didik yang terbiasa dengan literasi kitab suci akan senantiasa menyandingkan penerapan ilmu yang ia peroleh dengan nilai-nilai yang terkandung dalam kitab suci. Dengan demikian, maka kelak para peserta didik dapat menjadi ilmuan yang bijak dalam mengamalkan ilmunya. Selain itu, peserta didik melalui literasi kitab suci juga dapat menjadi kader pendidik sebaya yang dapat turut berperan dalam membangun budaya belajar yang baik dalam lingkungan belajarnya.

Kompetensi seorang pendidik untuk membimbing peserta didik dalam literasi kitab suci pun menjadi hal yang mutlak. Sebab, apabila tidak dibimbing oleh pendidik yang kompeten dalam pemahaman dan penghayatan kitab suci, justru berpotensi untuk salah sasaran. Tentu hal itu disebabkan oleh sifat kitab suci yang multitafsir. Maka, pelibatan tenaga-tenaga kompeten dalam pemahaman dan penghayatan ayat kitab suci pun turut menjadi penentu keberhasilan literasi kitab suci.

Demikianlah peran penting literasi kitab suci yang dapat diterapkan dalam optimalisasi pendidikan karakter, literasi kitab suci yang dapat menjawab tantangan dan dinamika peserta didik yang terus berkembang sejalan dengan perkembangan zaman dan teknologi. Literasi kitab suci dinilai mampu menyaring nilai-nilai negatif serta menemukenali nilai-nilai positif untuk diterapkan dalam pengamalan ilmu pengetahuan di lembaga pendidikan. Berbagai nilai positif yang menjiwai pendidikan karakter dapat dicapai melalui literasi kitab suci. Dengan demikian, maka peserta didik akan mampu mengoptimalkan potensi yang dimilikinya untuk berpikir baik, berhati nurani baik, berperilaku baik, dan berbudi luhur.

Dr. Burhanuddin, S.Pd., M.Si.

 

Komentar