Oleh: Gerry Ubra
Guru SMA Negeri 1 Tual
Pendidikan Indonesia tengah bergerak menuju sebuah transformasi besar melalui implementasi Kurikulum 2025. Kurikulum ini hadir untuk menyesuaikan arah pendidikan nasional dengan kebutuhan zaman yang terus berubah. Dalam konteks ini, pendekatan Deep Learning (Pembelajaran Mendalam) menjadi salah satu strategi pedagogis yang sangat relevan dan dibutuhkan untuk menghasilkan peserta didik yang tidak hanya cerdas, tetapi juga tangguh, adaptif, dan bermakna dalam kehidupannya.
Makna Deep Learning dalam Pendidikan
Deep Learning bukan sekadar metode menghafal fakta atau menyerap informasi secara dangkal. Pendekatan ini berfokus pada pemahaman mendalam, pengembangan kemampuan berpikir kritis, pemecahan masalah, refleksi diri, serta kemampuan mengaitkan pengetahuan dengan pengalaman dan situasi nyata.
Dalam pembelajaran mendalam, siswa diajak untuk menjadi subjek aktif, bukan objek pasif. Deep Learning menekankan keterkaitan antar konsep, transfer pengetahuan, dan pembentukan nilai yang relevan dengan kehidupan. Proses ini tidak dapat dilakukan secara instan, melainkan melalui interaksi belajar yang berkelanjutan, kolaboratif, dan kontekstual.
Kurikulum 2025 dan Kebutuhan Zaman
Kurikulum 2025 menekankan penguatan karakter dan kompetensi melalui Profil Pelajar Pancasila, yang mencakup:
Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME serta berakhlak mulia
Berkebinekaan global
Gotong royong
Mandiri
Bernalar kritis
Kreatif
Profil tersebut sejalan dengan prinsip Deep Learning, yang mendorong siswa untuk belajar secara mendalam, bukan sekadar mengejar nilai. Siswa diajak untuk menyelami materi pelajaran melalui pertanyaan reflektif, eksplorasi, diskusi, dan praktik nyata yang relevan dengan konteks sosial dan lingkungan mereka.
Ciri-ciri Pembelajaran Deep Learning dalam Kurikulum 2025
- Berbasis Masalah dan Proyek
Siswa belajar melalui pemecahan masalah nyata (real-life problem) atau proyek yang melibatkan berbagai disiplin ilmu. Ini mendorong integrasi ilmu dan kolaborasi. - Berorientasi pada Proses dan Hasil
Evaluasi tidak hanya pada produk akhir, tetapi juga menilai proses berpikir, kerja sama, dan refleksi siswa. - Kontekstual dan Relevan
Pembelajaran disusun sesuai dengan kehidupan sehari-hari siswa, lingkungan lokal, dan isu-isu global. - Penguatan Kompetensi Sosial-Emosional
Selain kognitif, Deep Learning mendukung pengembangan empati, kepedulian, dan kesadaran sosial. - Penerapan Teknologi dan Kecerdasan Buatan
Siswa diajak menggunakan teknologi, termasuk AI, untuk memperkaya pengalaman belajar dan mengembangkan kemampuan literasi digital.
Peran Guru dalam Pembelajaran Mendalam Dalam pendekatan ini, peran guru berubah dari “pengajar di depan kelas” menjadi fasilitator pembelajaran yang bermakna. Guru menjadi mitra belajar yang:
- Merancang kegiatan yang menantang dan memotivasi siswa
- Membimbing proses eksplorasi dan diskusi
- Memberi umpan balik reflektif
- Menghubungkan pelajaran dengan kehidupan nyata
Guru juga dituntut untuk terus belajar dan berinovasi. Oleh karena itu, peningkatan kapasitas guru melalui pelatihan, komunitas belajar, dan mentoring harus menjadi bagian dari ekosistem Kurikulum 2025.
TANTANGAN IMPLEMENTASI
Meski menjanjikan, penerapan Deep Learning di sekolah-sekolah Indonesia menghadapi sejumlah tantangan, antara lain:
Ketersediaan sumber daya dan fasilitas belajar yang mendukung
Kemampuan guru dalam merancang dan memfasilitasi pembelajaran mendalam
Perubahan budaya belajar siswa yang terbiasa dengan hafalan dan ujian
Sistem asesmen yang masih dominan pada pengukuran hasil akhir, bukan proses belajar Namun demikian, tantangan ini bukan alasan untuk mundur, melainkan panggilan untuk terus berbenah. Pemerintah, sekolah, guru, orang tua, dan masyarakat harus bekerja sama sebagai ekosistem pendidikan untuk mewujudkan transformasi ini.
Penutup: Menuju Pendidikan yang Membebaskan dan Memberdayakan
Pendekatan Deep Learning dalam Kurikulum 2025 bukan sekadar strategi pengajaran, tetapi merupakan jalan menuju pendidikan yang membebaskan—pendidikan yang menjadikan siswa sebagai pribadi utuh: berpikir kritis, berdaya cipta, dan berjiwa luhur.
Kurikulum 2025, dengan Deep Learning sebagai pendekatan utamanya, menegaskan bahwa tujuan pendidikan bukan hanya mencetak lulusan yang pintar secara akademis, tetapi juga membentuk manusia yang berkarakter dan siap menghadapi masa depan yang kompleks dan tak terduga.
Pendidikan harus berakar pada nilai, relevan dengan zaman, dan berpijak pada realitas. Di sinilah Deep Learning hadir bukan sebagai pilihan, tetapi sebagai kebutuhan strategis pendidikan masa depan Indonesia, semoga
Komentar