KabarSulselIndonesia (Jakarta)
Ketua Umum Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK Pusat) Tri Tito Karnavian mengingatkan agar semua pihak mampu meningkatkan literasi digital. Tujuannya, agar para pengguna bisa memanfaatkan media digital secara sehat dan positif.
“Pandemi Covid-19 telah menciptakan kebutuhan dan perlunya menjaga jarak dalam interaksi sosial. Selama masa pandemi kurang lebih 1 tahun 7 bulan, hal tersebut terfasilitasi dengan media digital dengan berbagai efek baik positif maupun negatif,” ungkapnya dalam keterangan tertulis usai acara Obrolan Santai Kader Inspiratif (Obras Kain PKK) bertajuk “Literasi Digital: Sehat & Bijak di Media Digital”, Kamis (21/10/2021).
Tri menambahkan, pihaknya akan terus mengedukasi masyarakat terutama anak-anak, terkait cara sehat bermedia digital serta menciptakan pola pikir dan citra diri yang positif dalam bermedia. Dengan demikian, dapat terbangun budaya masyarakat yang cakap digital.
“Tentunya hampir semua kegiatan kita sehari-hari sudah dalam bentuk digitalisasi, walaupun sudah terbiasa menggunakan teknologi digital, namun kebiasaan baru ini harus diiringi dengan literasi digital yang seimbang, sehingga kita semua bisa bijak dalam berkomunikasi menggunakan media digital,” tandas Tri.
Obras Kain PKK sendiri digelar secara virtual melalui aplikasi zoom meeting dan live streaming di kanal youtube TP PKK Pusat. Gelaran ini merupakan edisi spesial karena melibatkan sejumlah organisasi wanita. Selain dihadiri Ketua Umum TP PKK Tri Tito Karnavian, turut bergabung pula Ketua Umum Oase Kabinet Indonesia Maju (Oase KIM) yang sekaligus Ketua Umum Dharma Wanita Persatuan (DWP) Erni Guntarti Tjahjo Kumolo, Ketua Umum Dharma Pertiwi Nanny Hadi Tjahjanto, dan Ketua Umum Bhayangkari Julianti Sigit Prabowo.
Melalui kegiatan ini, lanjut Tri, diharapkan dapat menjadi wadah silahturahmi sekaligus sarana diskusi, dan bertukar pikiran antara para kader PKK bersama organisasi perempuan lainnya. Pasalnya, berbagai isu terkini terkait literasi digital, dikupas secara inspiratif sehingga memberikan manfaat.
Sementara itu, Ketua Umum Oase KIM yang sekaligus adalah Ketua Umum DWP Erni Guntarti Tjahjo Kumolo mengatakan, pihaknya terus berupaya membantu masyarakat untuk bisa memiliki pemahaman yang mendalam tentang literasi digital. Hal itu dilakukannya melalui kerja sama dengan organisasi wanita lainnya
“Kemampuan literasi digital ini tidak hanya berpaku pada kemampuan dalam mengoperasikan perangkat komputer, tetapi juga disertai dengan kemampuan memahami, mengolah dan mengaplikasikan informasi secara tepat dalam berbagai bentuk. Dengan adanya kemampuan literasi digital, kita akan cenderung memiliki kemampuan berpikir kritis dan kreatif,” ujar Erni saat Opening Speech Obras Kain PKK.
Menurutnya, lanjut Erni, kemampuan literasi digital yang baik akan membantu para pengguna untuk menerima dan mengolah informasi serta mengaplikasikannya secara benar. Dengan langkah itu, diharapkan mampu menghindari risiko terjebak dalam cybercrime atau kejahatan di dunia maya.
“Terutama anak-anak remaja yang mengakses internet secara tidak terkendali mempunyai beberapa potensi risiko. Mereka inilah yang sangat berpeluang berinteraksi dengan orang yang mungkin bisa membahayakan dirinya sendiri. Seperti terpapar konten penyimpangan sosial, terpapar konten pornografi/kekerasan/kebencian dan hoaks, tereksploitasi secara komersial, terganggu privasinya, dan terhubung dengan orang yang tidak dikehendaki,” urai Erni.
Selain itu, Dosen Vokasi Universitas Indonesia & Penggiat Media Sosial Nurliya Apriyana yang turut hadir dalam kegiatan tersebut menjelaskan mengenai pentingnya literasi digital. Menurutnya, jika dilihat dari potret pengguna internet di Indonesia yang mencapai 78 % penduduk atau terbesar ke-3 di Asia, maka hal ini harus diimbangi dengan keahlian penggunaan media digital secara baik.
Dia berpersan, agar para pengguna dapat teliti dan kritis terhadap berita bohong. Menurut data yang dikantonginya, sebanyak 30% hingga 60% masyarakat Indonesia terpapar hoaks saat berkomunikasi di ruang digital. Sementara data Kemenkominfo pada Mei 2021 menyebutkan, terdapat 1.733 berita hoaks tentang Covid-19 dan vaksinasi. Sedangkan tingkatan pemberitaan hoaks paling tinggi dalam bentuk tulisan, gambar, dan terakhir video.
“Untuk itu harus cermat dan bijak dalam menangkal berita hoaks dengan memperhatikan beberapa hal: perhatikan judul &. isi berita, alamat situs berita, selidiki sumbernya, teliti format penulisan judul berita, cek tanggal pemberitaan, cek keaslian foto,” jelasnya.
Literasi digital, kata Nurliya, tidak hanya melibatkan kemampuan menggunakan perangkat teknologi, informasi, dan komunikasi. Namun hal itu membutuhkan kemampuan dalam bersosialisasi seperti sikap kritis, kreatif, dan inspiratif.
“Pada masa pandemi Covid-19, setiap individu perlu memahami bahwa literasi digital merupakan hal penting yang dibutuhkan untuk dapat berpartisipasi di dunia modern dan mengantisipasi penyebaran informasi negatif,” pungkasnya.
Puspen Kemendagri
Komentar