KabarSulselIndonesia (Mesuji – Lampung)
Salah satu nasabah Bank Mayapada Desa Simpang Mesuji, Kecamatan Simpang Pematang mengeluhkan uang pembayaran ansuran tiap bulan diduga tidak disampaikan ke kantor oleh petugas lapangan yang berinisial AG.
Salah satu nasabah Bank tersebut bernama Erita Gusmadi, bermula ketika akan menutup angsuran atas pinjamannya di Bank tersebut, ia kaget karena angsurannya masih 14 bulan lagi tidak dibayar, padahal ia selalu bayar dan ia mengatakan angsurannya tinggal 4 bulan lagi yang seharusnya dibayar.
Padahal ketika saya mengajukan pinjaman di Bank tersebut sebesar Rp. 35.000.000.00,- (Tiga Puluh Lima Juta Rupiah) ketika pencairan uang pinjaman tersebut dipotong Rp. 6.000.000.00,- (Enam Juta) jadi saya terima uang pinjaman tersebut hanya Rp. 29.000.000.00,- (Dua Puluh Sembilan Juta) dan ajuan saya itu selama 24 bulan tepatnya selama 2 Tahun serta angsuran atau setoran saya perbulan Rp. 2.000.000.00,- (Dua Juta Rupiah),” jelas Erita Gusmadi, Senin (27/12/2021).
“Angsuran pertama dan kedua melalui ATM mini yang ada diseputaran pasar Simpang Pematang, saya transfer ke rekening saya agar dipotong oleh pegawai bank tersebut. Karena CoVID-19, pegawai lapangan Bank tersebut Ag datang jumpai saya di tempat usaha atau ketika saya jualan, ia mengatakan saya harus menyicil tiap minggu angsuran saya dan Ag mengatakan kalau dicicil tiap minggu kan memperingan saya serta pada intinya ketika pas sebulan cukup 2 jt,” jelas Erita.
“Jadi tiap minggu Ag datang ambil angsurannya, kadang Rp.500.000.00,- bahkan sampai Rp.1000.000.00,- Bermula lancar Ag berikan bukti angsurannya. Setelah beberapa kali berikan bukti angsurannya, lama kelamaan Ag sudah tidak berikan buktinya dan setiap saya pertanyakan bukti pembayarannya, Ag bilang tenang aja Eri. Tidak mungkin saya mau nipu kamu, tidak mungkin juga saya makan uang kamu karena uang kamu pahit dan apalagi kita ini kawan dekat serta kita ini dulu bertetangga manalah mungkin saya nipu kamu,” terang Erita menirukan bahasa Ag.
“Lama kelamaan sempat juga saya, pertanyakan kembali bukti pembayaran ke Ag namun Ag malah minta Buku Rekening saya agar di print di buku rekening saya uang yang telah masuk, itu kata Ag tapi sampai sekarang Ag tidak dikembalikan buku rekening saya sampai saat ini,” ungkap Erita.
“Kini malah jadi bumerang terkait masalah ini, saya juga sudah mengadukan ke Bank pusat Lampung, tapi sampai sana malah tidak ada tanggapan. Pimpinan Bank May Pada Provinsi Lampung menganjurkan agar selesaikan di cabang Tulang Bawang. Nah ketika ingin meminta penjelasan di kantor cabang Tulang Bawang, bahkan adik saya juga sempat kirim pesan singkat ke Ag melalui WhatsApp, ia mengatakan akan menunggunya di kantor tapi ketika sampai di kantornya Ag sudah di Pasar Simpang Pematang dan Ag akan datang kerumah namun sampai sore batang hidungnya tidak nampak,” lanjut Erita.
“Sampai saat ini Ag tidak ada etika baik untuk jumpai saya, padahal saya hanya ingin duduk bersama dengan pimpinan Bank tersebut dengan Ag juga tapi selalu tidak pernah terjadi. Bahkan pimpinannya pernah datang ke rumah saya, beliau malah mengatakan tidak pernah ketemu Ag sudah lama sekali,” terang Erita.
“Ya, harapan saya agar bisa duduk bersama cari solusinya. Namun bila tidak ada penyelesaiannya akan saya adukan ke BI atau OJK (Otoritas Jasa Keuangan) yang ada di Bandar Lampung dan akan saya adukan ke penegak hukum,” ucapnya.
Ditempat terpisah, nasabah Bank Mayapada yang lain bernama Epi (pedagang martabak) mengatakan, “nggak mungkin Erita Gusmadi itu telat atau tidak bayar selama 14 bulan. Orang telat sehari aja, pegawai Bank tersebut yang ada dikantor seperti Kasirnya pasti menghubunginya. Saya aja pernah telat sehari dihubungi pihak kantor Bank tersebut, bahkan bahasanya kasar seperti “Pak kalau hutang itu harus dibayar”, begitu bahasanya mas dan bagaimana bentuknya tetap saya usahakan bayar angsuran tersebut. Emang diduga pegawai Bank tersebut kasar kepada nasabahnya,” kata Epi.
Manager cabang Bank Mayapada di Tulang Bawang bernama Ujang mengatakan, “Mas Agus dari Selasa dan Rabu cuti ada keperluan keluarga, nanti saya panggil mas eri nya untuk didudukan bareng, biar semua jelas cerita yg sebenarnya,” terang Ujang balas pesan singkat WhatsApp.
(MAT Amin)
Komentar