Mohammad Lakotani: Komitmen Membangun Papua Barat yang Mandiri dan Berdaya

Fakfak, Kabarsulsel-Indonesia.com | Di sebuah sudut Kampung Pasir Putih Raya, suasana sore yang biasanya sunyi berubah menjadi riuh ketika rombongan Calon Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan dan Mohammad Lakotani, Calon Wakil Gubernur Papua Barat, datang untuk menyapa warga.

Di bawah naungan pepohonan rindang, pria yang dikenal dengan ketegasannya ini berdiri di tengah kerumunan.

Senyum ramahnya tersungging, dan tatapannya penuh semangat ketika ia mulai berbicara tentang masa depan Papua Barat yang lebih mandiri.

“Bapak dan Ibu, Papua Barat butuh pemimpin yang benar-benar peduli dan hadir untuk rakyatnya,” ucap Lakotani sambil menatap satu per satu wajah yang menyimaknya dengan saksama.

“Seorang pemimpin yang berani turun langsung, mendengar, dan menjawab kebutuhan masyarakat. Bukan hanya janji, tapi bukti nyata.”

Pembicaraannya mengalir lancar, tanpa teks, seakan semua gagasan sudah terpahat dalam hatinya. Dengan penuh keyakinan, Lakotani memaparkan visinya untuk meningkatkan layanan dasar—pendidikan, kesehatan, dan perlindungan sosial—yang menjadi jantung dari kesejahteraan masyarakat Papua Barat.

Ia bertekad untuk memastikan setiap anak Papua Barat mendapatkan hak untuk bersekolah. Tak hanya bersekolah, tapi juga dilatih dan dibekali keterampilan yang kelak berguna untuk bersaing di dunia kerja.

“Bisa dibayangkan, anak-anak kita yang selama ini hanya bermimpi bisa bekerja di perusahaan besar akan punya kesempatan nyata jika kita persiapkan mereka sejak sekarang,” lanjutnya, matanya berbinar menyoroti harapan untuk generasi muda Papua.

Namun, bagi Lakotani, pendidikan saja tidak cukup. Ia menyadari betul bahwa infrastruktur yang memadai adalah kunci untuk membuka akses dan peluang bagi seluruh masyarakat Papua Barat, dari pesisir hingga pedalaman.

Di hadapan warga Pasir Putih Raya, ia berjanji untuk memperjuangkan pembangunan infrastruktur yang merata dan berkualitas.

“Kita ingin setiap jalan yang dibangun, setiap jembatan yang didirikan, bukan hanya untuk kota-kota besar, tapi sampai ke desa-desa kecil seperti di sini,” ujarnya, seraya disambut tepuk tangan antusias warga.

Di bidang ekonomi, Lakotani mengajak warga untuk mengembangkan pertanian dan perikanan lokal. Ia berbicara dengan penuh keyakinan tentang pentingnya warga Pasir Putih Raya menanam sayuran dan beternak secara mandiri agar tidak perlu bergantung pada suplai dari luar.

Ia yakin, dengan mengembangkan sektor lokal, roda ekonomi dapat berputar lebih cepat di kampung-kampung Papua Barat.

“Kalau Prabowo terpilih dan program makan siang gratis untuk anak-anak sekolah dilaksanakan, kita sudah siap mendukungnya. Kita bisa menyediakan ikan segar, sayur, dan telur dari hasil kampung sendiri. Bayangkan betapa besar dampaknya bagi ekonomi kita semua,” ujarnya sembari tersenyum penuh optimisme.

Tak hanya berhenti di situ, Lakotani juga menegaskan komitmennya untuk mengoptimalkan dana Otonomi Khusus (Otsus) demi kesejahteraan Orang Asli Papua (OAP).

Baginya, Otsus adalah amanat yang harus dimanfaatkan untuk memastikan setiap anak Papua tidak lagi terhalang biaya untuk mendapatkan pendidikan atau layanan kesehatan.

“Kita tidak boleh biarkan ada anak-anak Papua yang putus sekolah atau orang tua yang tidak bisa berobat karena alasan biaya,” katanya dengan suara berat, penuh empati.

Sejenak, suasana hening. Para warga terlihat merenungkan apa yang baru saja diucapkan Lakotani. Banyak dari mereka yang takjub mendengar gagasan-gagasan besar dari seorang calon pemimpin yang berdiri begitu dekat dengan mereka.

Mengakhiri pertemuan itu, Lakotani mengajak semua warga Pasir Putih Raya untuk datang ke TPS pada tanggal 27 mendatang dan menggunakan hak pilih mereka.

“Mari kita buktikan bahwa Papua Barat bisa maju bersama pemimpin yang hadir untuk rakyatnya. Satu suara dari Bapak dan Ibu akan menentukan masa depan kita semua.”

Setelah pidatonya selesai, Lakotani meluangkan waktu untuk berbincang dengan warga, mendengar keluhan dan harapan mereka satu per satu. Warga Pasir Putih Raya pun pulang dengan harapan baru.

Dalam diri Lakotani, mereka melihat sosok yang tidak hanya bicara, tetapi siap bekerja keras membawa perubahan nyata.

Komentar