Tual, Kabarsulsel-indonesia.com – Perayaan Ekaristi Kudus misa konselebrasi penutupan Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik ke-IV Tingkat Provinsi Maluku Tahun 2022 di Kota Tual berlangsung penuh khidmat.
Ibadah penutupan iven kerohanian Gereja Katolik tersebut dipimpin langsung oleh Uskup Diosis Amboina Mgr. Senno Ngutra didampingi para Wakil Uskup, Pastores dan Biarawan-Biarawati jajaran Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara bertempat di Lapangan Lodar El, Kelurahan Ketsoblak Kecamatan Dullah Selatan Kota Tual Kamis, (29/9/2022) pukul 16:00-18:00 WIT.
Dalam khotbahnya Uskup Inno Ngutra menyampaikan hal mengejutkan bagi seluruh umat Katolik khususnya di Keuskupan Amboina.
Kata Uskup, Gereja Katolik setiap tanggal 29 September diperingati Pesta Peringatan Santo Mikhael, Gabriel dan Rafael sebagai Malaikat Agung. Mikhael yang artinya siapakah yang sama dengan allah adalah malaikat agung allah dan panglima bala tentara surga, Gabriel yang lazim disebut jibrial adalah kekuatan Allah, pembawa kabar gembira dari Tuhan kepada manusia dan Rafael yang artinya obat Tuhan atau Tuhan nenyembuhkan adalah tabib Allah.
Pada pesta perayaan Tiga Malaikat Agung tersebut, Uskup turut menegaskan seluruh umat untuk menjadi orang Katolik yang sejati.
“Pelaksanaan Pesparani ini, ketika semua kontingen kembali ke daerahnya masing-masing, maka orang-orang yang akan menjemput nanti akan mengatakan, inilah kontingen yang sejati, tidak ada kepalsuan, kegelisahan, marah dan ngomel-ngomel. Yang ada hanyalah kegembiraan, sukacita dan sikap saling mengampuni” tegas Uskup Senno Ngutra.
Kendati, pada saat setiap kontingen kembali dan mendapatkan pujian dari masyarakatnya maka Keuskupan Amboina pantas berbangga bahwa kita adalah umat Katolik yang sejati yang menjunjung tinggi nilai dan rasa kedilan toleransi dan sikap saling mengampuni satu dengan yang lain nya.
Olehnya itu, lanjut Uskup umat Katolik hanya bisa disebut orang-orang Katolik yang sejati ketika hati, pikiran dan tutur kata serta sikapnya tidak ada kepalsuan didalamnya sehingga tidak ada kepura-puraan, kebohongan, irihati dan cemburu.
“Orang Katolik yang sejati adalah ketika mereka seperti malaikat Mikhael yang berperang melawan kejahatan di sekitar kita dan didalam masyarakat juga didalam sikap dan arogansi yang memgatasnamakan kontingen terhadap semua yang berbentuk kejahatan dan brutalisme maka, mari kita berperang melawannya” kecam Uskup dengan keras.
Dikatakan, umat Katolik harus sama seperti malaikat para Malaikat Kudus Allah yang akan membawa kabar sukacita, kabar yang menggembirakan bagi keluarga dan daerahnya.
“Umat Katolik sejati ketika meneladani malaikat Rafael akan menjadi orang yang menyembuhkan bukan yang melukai dan mencederai baik dengan kata-kata maupun tindakan kita.” jelas Uskup Ngutra.
Dalam kesempatan itu, Uskup juga turut berpesan dan menasehatkan para kontingen agar tetap menciptakan kehidupan toleransi antar sesama dan tidak membuat keributan dalam memperdebatkan putusan dewan juri.
“Nanti dalam pengumuman hasil lomba Pesparani, ada reaksi dan riak-riaknya, ingatlah akan kata-kata saya saat ini bahwa setiap dari anda pasti mampu dan dapat lakukan apapun yang dilakukan oleh para malaikat agung itu. Saya yakin anda pasti bisa karena anda berjalan bersama dengan Tuhan.” pungkasnya.
Komentar